Berapi-api Ribka Tjiptaning Sebut Tanpa Kudatuli Tak Ada Tukang Kayu Jadi Presiden, Sindir Jokowi?

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 28 Juli 2025 | 16:05 WIB
Berapi-api Ribka Tjiptaning Sebut Tanpa Kudatuli Tak Ada Tukang Kayu Jadi Presiden, Sindir Jokowi?
Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning (kiri) dalam diskusi bertajuk "Kudatuli, Kami Tidak Lupa" di kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (20/7/2024). (Foto dok. PDIP)

Suara.com - Politisi senior PDI Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning, melontarkan sebuah sindiran pedas, yang diduga kuat ditujukan kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pidato berapi-api di acara peringatan peristiwa Kudatuli, Ribka menyebut tanpa insiden berdarah 27 Juli 1996, mustahil seorang anak tukang kayu bisa menjadi presiden, namun ia menyindir sosok tersebut kini sudah 'error'.

Pernyataan Ribka Tjiptaning ini sontak memanaskan kembali hubungan antara PDIP dengan mantan kadernya tersebut.

“Tidak ada 27 Juli, tidak ada anak tukang kayu jadi presiden. Walaupun sekarang sudah error. Ya, itu nasib namanya,” ujar Ribka di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, dikutip Minggu (27/7/2027).

Menurut Ribka, peristiwa Kudatuli adalah pemantik utama yang melahirkan reformasi dan membuka gerbang demokrasi.

Tanpa pengorbanan dan darah yang tumpah saat itu, ia meyakini rakyat kecil tidak akan pernah punya kesempatan untuk memegang tampuk kekuasaan, baik di legislatif maupun eksekutif.

“Tidak ada 27 Juli, tidak ada anak buruh menjadi anggota DPR. Tidak ada 27 Juli, (Sejarawan) Bonnie Triyana tidak jadi anggota DPR. Tidak ada 27 Juli, tidak ada anak petani jadi gubernur,” kata Ribka.

Ia menegaskan, Kudatuli adalah tonggak sejarah yang tidak boleh dilupakan, yang telah membuka jalan bagi semua kalangan untuk bisa memimpin negeri ini.

“Tanpa Kudatuli, tanpa 27 Juli tidak ada reformasi. Tidak ada demokratisasi yang kita perjuangkan. 27 Juli tonggak reformasi,” ujarnya.

Baca Juga: Kudatuli Jilid II Diserukan, Pengamat Nilai PDIP Langgar Semangat Rekonsiliasi Prabowo dan Megawati

Dalam kesempatan yang sama, Ribka juga melontarkan kritik internal. Ia prihatin melihat ada sebagian kader PDIP generasi baru yang mulai melupakan sejarah perjuangan berdarah-darah partai.

“Kita minta DPP lebih selektif menilai kader. Jangan sampai ada yang menikmati kemenangan tetapi lupa perjuangan berdarah-darah," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI