Namun, titik penting yang menjadi tonggak sejarahnya adalah sebuah pawai atau karnaval di Kabupaten Malang pada tahun 2014.
Acara inilah yang disebut-sebut mempopulerkan istilah horeg dan menjadi inspirasi bagi daerah lain.
Sejak saat itu, tren ini berkembang pesat. Ajang seperti karnaval, hajatan, hingga "battle sound" menjadi panggung unjuk gigi bagi para pemilik rental sound system untuk adu kencang dan adu kualitas audio rakitan mereka.
Selain Brewog Audio, ada banyak nama dan komunitas lain yang turut berjasa dalam membesarkan budaya sound horeg.
Beberapa di antaranya adalah Riswanda Mahardika dari Mahardhika Pro Audio (Malang), serta komunitas Faskho Sengox dan BJ Hunter di Blitar.
Mereka adalah bagian dari ekosistem kreatif yang secara kolektif melahirkan fenomena audio yang kini menjadi sorotan nasional.
Jadi, sound horeg bukanlah ciptaan satu orang jenius, melainkan sebuah mahakarya kolektif dari para pegiat audio di Jawa Timur.
Edi 'Edisound' dan Brewog Audio adalah ikon dan salah satu kekuatan utama yang membawanya ke panggung nasional.
Namun para teknisi dan komunitas lokal yang tak terhitung jumlahnya adalah fondasi sebenarnya dari fenomena ini.
Baca Juga: Mengintip Kerajaan Bisnis Edi Sound Horeg: 3 Mesin Uang Sang Raja Sound