Suara.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, akhirnya "turun gunung" menanggapi polemik ijazah yang terus memanas, yang secara spesifik menyasar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan gaya khasnya yang blak-blakan, Luhut menyebut perdebatan ini tidak relevan dan hanya membuang-buang waktu bangsa.
Berbicara di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Luhut menyindir keras pihak-pihak yang terus meributkan keabsahan selembar kertas di tengah banyaknya persoalan bangsa yang lebih mendesak.
"Kita asyik masih berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di republik ini," ujarnya di Jakarta, dikutip Senin (28/7).
Untuk menunjukkan betapa tidak pentingnya ijazah bagi dirinya, Luhut bahkan membuat pengakuan mengejutkan bahwa ia tidak tahu di mana ijazahnya sendiri berada. Baginya, kontribusi nyata jauh lebih berharga daripada sekadar bukti kelulusan formal.
"Apa sih ijazah itu? Saya pun enggak tahu ijazah saya di mana saya taruh, dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di era Jokowi ini kemudian melontarkan pertanyaan menohok yang ditujukan kepada para pembuat gaduh. Ia mengajak publik untuk kembali menggunakan akal sehat dan fokus pada upaya membangun negeri, bukan saling serang.
"Kau tanya pada dirimu, apa yang sudah kau berikan pada negara ini? Apakah kau memberikan keributan atau pikiran-pikiran untuk membuat Indonesia lebih bagus?" lanjutnya.
Komentar Luhut ini muncul di tengah serangkaian laporan hukum terkait ijazah Jokowi. Pada 15 Juli, ahli forensik digital Rismon Sianipar melaporkan Jokowi ke Polda DIY atas dugaan penyebaran informasi bohong soal dosen pembimbing skripsinya.
Baca Juga: Ibas Murka Demokrat Diseret Isu Ijazah Jokowi: Manuver Kotor, Tak Ada Ruang Bagi Pengadu Domba!
Tak berhenti di situ, pada 22 Juli, Rismon kembali melaporkan Jokowi dan Rektor UGM Prof Ova Emilia atas dugaan skripsi palsu. Sejumlah alumni UGM juga turut melaporkan Jokowi ke polda yang sama terkait pernyataannya kuliah di jurusan Teknologi Kayu UGM.