Ekonom Kritis Kwik Kian Gie Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun, Prabowo Berduka

Selasa, 29 Juli 2025 | 13:40 WIB
Ekonom Kritis Kwik Kian Gie Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun, Prabowo Berduka
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Kwik Kian Gie, figur yang dikenal kritis dan tak gentar menyuarakan kebenaran. [Ist]

Suara.com - Indonesia kehilangan salah satu ekonom paling vokal dan berintegritas, Kwik Kian Gie. Kwik Kian Gie meninggal dunia dalam usia 90 tahun pada Senin (28/7) malam.

Presiden RI Prabowo Subianto, bersama sejumlah tokoh nasional lainnya, menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian figur yang dikenal kritis dan tak gentar menyuarakan kebenaran.

Melalui akun Instagram resminya, @prabowo, Presiden Prabowo Subianto mengunggah sebuah foto hitam putih Kwik Kian Gie sebagai tanda penghormatan terakhir.

Dalam unggahan tersebut, Prabowo menuliskan pesan singkat yang penuh makna.

"Turut berduka cita atas wafatnya Kwik Kian Gie. 11 Januari 1935--28 Juli 2025," demikian tertulis dalam unggahan foto tersebut yang di bawahnya tersemat nama Prabowo Subianto.

Lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935, Kwik Kian Gie adalah seorang ahli ekonomi dan politikus Indonesia keturunan Tionghoa yang rekam jejaknya terentang panjang dalam sejarah bangsa.

Kwik dikenal sebagai salah satu pemikir ekonomi yang paling tajam, dan kerap mengkritik kebijakan ekonomi pemerintahan Orde Baru.

Kiprahnya di pemerintahan tercatat saat ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri pada periode 1999-2000 di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada masa itu, ia menjadi "panglima" dalam membenahi ekonomi Indonesia yang porak-poranda pasca krisis moneter 1998.

Baca Juga: Berhasil Mediasi Thailand-Kamboja, Prabowo Ucapkan Selamat ke PM Malaysia

Selanjutnya, ia mengemban amanah sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas dari tahun 2001 hingga 2004 di bawah kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Di luar panggung politik dan pemerintahan, Kwik memiliki hasrat besar bagi dunia pendidikan. Sebagai wujud pengabdiannya, ia mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII), yang kini dikenal sebagai Kwik Kian Gie School of Business, sebagai warisan intelektualnya bagi generasi muda.

Atas seluruh jasa dan pengabdiannya, negara menganugerahinya tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (11/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie. [Suara.com/Arief Hermawan P]

Kwik Kian Gie adalah fungsionaris loyal PDI-Perjuangan. Saat Megawati Soekarnoputri memimpin PDI yang kemudian menjadi PDI Perjuangan, Kwik memegang jabatan strategis sebagai Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.

Puncak karier politiknya di partai membawanya menjadi Wakil Ketua MPR RI dan anggota DPR RI.

Namun, dalam sebuah langkah politik yang mengejutkan, pada Pemilihan Presiden 2019, Kwik Kian Gie memilih jalan yang berbeda dari partainya. Ia menjadi penasihat ekonomi untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang saat itu menjadi rival dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang diusung oleh PDIP.

Keputusannya tersebut menegaskan posisinya sebagai seorang intelektual yang independen, menempatkan gagasan ekonomi di atas afiliasi politik.

Sandiaga Uno bahkan mengenang Kwik sebagai seorang mentor yang tak pernah lelah memberikan arahan dan pandangan jujur selama masa kampanye.

Kedekatan Kwik dengan Prabowo sendiri disebut telah terjalin lama, bahkan dengan ayah Prabowo, ekonom legendaris Soemitro Djojohadikusumo, karena adanya kesamaan dalam garis pemikiran ekonomi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI