Analogi ini digunakan untuk menegaskan bahwa sebuah kasus kematian tidak bisa disimpulkan hanya dari satu atau dua petunjuk awal.
"Tidak bisa mengatakan, 'Oh, ini bunuh diri, dibunuh.' Enggak bisa seperti itu. Jadi memang butuh waktu," katanya.
Oleh karena itu, ia mendorong agar penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dengan "pemikiran-pemikiran yang smart." Semua aspek, mulai dari posisi kamar, keberadaan kunci, akses ke atap (rooftop), dan detail lainnya, harus dianalisis secara terintegrasi.
"Diperlukan pemikiran-pemikiran yang smart itu bagaimana melihat posisi kamar, kunci dan sebagainya lah lengkap ya rooftop dan sebagainya. Nah, analisanya harus lebih komprehensif di situ," jelas Oegroseno.
Hingga saat ini, bagi sang mantan Wakapolri, semua potongan bukti yang ada belum dirangkai menjadi sebuah gambar utuh yang bisa dipertanggungjawabkan sebagai kesimpulan akhir.
"Bagi saya belum disatukan belum dijadikan satu kemudian menjadi simpulan yang utuh belum ada," ucap dia.