Pesan Tajam Megawati di Bali, Sinyal Keras Adanya Potensi Pembangkangan Elite PDIP?

Kamis, 31 Juli 2025 | 15:05 WIB
Pesan Tajam Megawati di Bali, Sinyal Keras Adanya Potensi Pembangkangan Elite PDIP?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pengarahan dalam Bimbingan Teknis Anggota Kader PDIP di The Meru & Bali Beach Convention Center, Denpasar, Bali, Rabu (30/7/2025). [Foto Dok. PDIP]

Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menuntut soliditas dan kepatuhan total terhadap garis komando partai.

Pesan tersebut disampaikannya di hadapan ribuan kader yang memadati The Meru & Bali Beach Convention Center, Sanur, Bali.

Dalam pengarahannya di acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota Legislatif Fraksi PDIP, Presiden Ke-5 RI ini mengingatkan bahwa perpecahan internal adalah ancaman terbesar bagi kekuatan kolektif.

Megawati, yang hadir didampingi putranya, Prananda Prabowo, serta disambut jajaran elite partai seperti Puan Maharani, Ganjar Pranowo, hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memperingatkan agar para kader tidak terjebak dalam pusaran kepentingan pribadi yang berpotensi meruntuhkan perjuangan partai.

"Partai ini harus makin besar, jangan malah mengecil. Kalian harus merasa sebagai satu keluarga, harus bergotong-royong. Kalau bergotong royong begitu, rakyat akan ikut bersama kita,” seru Megawati dengan suara lantang.

Menurut Analis Politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Kristian Widya Wicaksono, pidato Megawati tersebut jauh dari sekadar retorika organisasi.

"Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam acara Bimtek Nasional di Bali mencerminkan keprihatinan mendalam atas potensi disintegrasi internal di tubuh partai pascapemilu dan menjelang konsolidasi politik nasional yang baru," kata Kristian kepada Suara.com, Kamis (31/7/2025).

"Seruannya untuk soliditas dan kepatuhan total terhadap garis komando partai bukan semata-mata merupakan retorika organisasi," sambungnya.

Menurut Kristian, apa yang disampaikan Megawati merupakan sinyal kuat bahwa PDIP tengah menghadapi tantangan serius dari dalam, terutama terkait fragmentasi loyalitas kader dan manuver politik pasca-pemilu 2024.

Baca Juga: Prananda tak Cocok Jadi Ketum PDIP, Zulfan: Ketua Partai Tak Boleh Gaib Seperti Imam Mahdi

Pesan tersebut menyiratkan kekhawatiran atas munculnya faksionalisme atau pembangkangan elit di tingkat legislatif dan daerah yang dapat menggoyahkan kontrol pusat partai.

"Dengan menekankan bahaya kepentingan pribadi yang meruntuhkan perjuangan kolektif, Megawati ingin menegaskan kembali paradigma politik ideologis partai berbasis kolektivisme dan disiplin struktural," katanya.

Di balik peringatan itu, tersirat maksud untuk membendung ambisi kader-kader yang mungkin tergoda untuk mengambil jalur politik pragmatis atau menjalin aliansi di luar kehendak partai.

"Terutama dalam konteks transisi kekuasaan nasional dan reposisi politik PDI-P dalam konstelasi politik nasional saat ini," jelas Kristian.

Menggemakan ajaran ayahnya, Proklamator Bung Karno, Megawati mengingatkan bahwa partai politik adalah tiang penyangga negara. Kerapuhan di dalam partai, ujarnya, sama dengan membuka jalan bagi keruntuhan bangsa.

Megawati Soekarnoputri saat tiba di Sanur, Kota Denpasar, Rabu (30/7/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)
Megawati Soekarnoputri saat tiba di Sanur, Kota Denpasar, Rabu (30/7/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

“Kalau tiangnya rapuh, negara bisa runtuh. Kita pernah dijajah 3,5 abad, apa kita mau dijajah lagi? Jangan! Karena penjajahan itu sakit sekali,” kata Megawati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI