Suara.com - Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Jember akhirnya kembali normal usai sempat terganggu selama tiga hari. Antrean panjang kendaraan di SPBU kini tak lagi terlihat, distribusi BBM kembali lancar, dan aktivitas warga mulai pulih.
Situasi tersebut dikonfirmasi oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi. Ia menyebut antrean BBM di Jember sudah terpantau lancar sejak Rabu (30/7/2025).
“Antrean sudah tidak seramai hari-hari sebelumnya pada minggu pertama penutupan Jalur Gumitir,” ujar Ahad, Kamis (31/7/2025).
Diketahui, kelangkaan BBM di Jember terjadi sejak 26 Juli 2025, setelah penutupan total Jalur Gumitir dalam rangka perbaikan menyeluruh jalur tersebut. Jalur penghubung utama Jember-Banyuwangi itu merupakan jalur vital distribusi BBM. Akibatnya, truk pengangkut BBM tertahan, SPBU kehabisan stok, dan antrean panjang pun tak terhindarkan.
Namun, kondisi itu tak berlangsung lama. Bupati Jember Muhammad Fawait, atau yang akrab disapa Gus Fawait, bergerak cepat dengan menggelar rapat darurat bersama Forkopimda dan berkoordinasi intensif dengan Pertamina Regional Jember.
Salah satu kebijakan cepat yang diambil adalah pemberlakuan sekolah daring sementara pada 28-29 Juli 2025. Kebijakan itu bertujuan untuk mengurangi mobilitas dan konsumsi BBM, terutama dari kendaraan pelajar.
Di sisi lain, Gus Fawait juga meminta tambahan pasokan BBM dari sejumlah depo luar daerah. Permintaan ini langsung direspons oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Bahkan, akan ada penambahan dari wilayah Tuban dan Madiun, sehingga kebutuhan BBM untuk warga Jember sebanyak 900 kiloliter per hari sekarang sudah ditambah menjadi 1.300 kiloliter,” kata Khofifah saat mengunjungi Jember, Kamis (31/7/2025).
Pertamina pun menerapkan skenario darurat, mulai dari pengalihan jalur distribusi, pengawalan kendaraan tangki, hingga peningkatan stok BBM di SPBU-SPBU terdampak.
Baca Juga: BBM Langka, Khofifah Janji Harga Sembako di Jember Tetap Stabil
“Pertamina memenuhi kebutuhan BBM di SPBU terdampak penutupan jalur Gumitir, termasuk di Jember. SPBU kini beroperasi maksimal,” tambah Ahad.
Pemkab Jember juga mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak panik dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan (panic buying). Aparat gabungan dari kepolisian dan Satpol PP turut diterjunkan untuk menjaga ketertiban dan mencegah penimbunan.
Gus Fawait menyatakan bahwa keberhasilan mengatasi krisis ini tak lepas dari kerja sama berbagai pihak.
“Kami tidak ingin masyarakat panik. Sejak hari pertama kami bergerak, mendengar, dan bertindak bersama-sama,” ujar Fawait dalam pernyataan resmi.
Kini, kondisi di Jember telah berangsur normal. SPBU tidak lagi dipenuhi antrean kendaraan, transportasi umum kembali beroperasi, dan kegiatan belajar-mengajar tatap muka pun kembali dibuka.
Meski begitu, Pemkab Jember tetap melakukan evaluasi menyeluruh dan tengah merancang sistem distribusi logistik alternatif agar tidak sepenuhnya bergantung pada Jalur Gumitir.