Pramono Klaim Banyak Pihak Rebutan Kelola JIS, Mau Ubah Model Penugasan Jakpro

Jum'at, 01 Agustus 2025 | 10:40 WIB
Pramono Klaim Banyak Pihak Rebutan Kelola JIS, Mau Ubah Model Penugasan Jakpro
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengklaim, antusiasme pengelolaan Jakarta International Stadium (JIS) kini semakin tinggi.

Ia menyebut banyak pihak yang datang menawarkan diri untuk menjadi pengelola stadion berstandar FIFA itu.

"Sekarang banyak orang datang untuk meminta menjadi pengelola manajemen JIS. Itu menunjukkan bahwa dengan diatur seperti itu saja sudah banyak yang mau," kata Pramono di kawasan Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Kamis (31/7/2025).

JIS sendiri saat ini masih dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo atau Jakpro. Namun, Pramono membuka kemungkinan terjadinya perubahan dalam struktur pengelolaannya.

Menurut Pramono, ketertarikan pihak luar tidak lepas dari sejumlah perencanaan infrastruktur yang digarap di sekitar kawasan stadion.

Mulai dari pembangunan jembatan penghubung ke Ancol, pemanfaatan JIS sebagai markas Persija Jakarta, hingga pemanfaatan stadion untuk kegiatan masyarakat.

Foto udara Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc/am.
Foto udara Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc/am.

"Untungnya saya termasuk yang melanjutkan hal-hal yang baik dari gubernur siapapun itu. Sehingga dengan demikian saya yakin JIS tahun ke depan pasti akan menjadi tempat yang apa ya, tempat yang premium bagi warga Jakarta," ujar Pramono.

Di sisi lain, Pramono menyinggung perlunya restrukturisasi terhadap seluruh BUMD milik Pemprov DKI Jakarta, termasuk Jakpro.

Ia menilai banyak BUMD selama ini hanya dijadikan alat pemenuhan target jangka pendek dan kurang sehat secara bisnis.

Baca Juga: Pramono Anung Ingin Tepi Ciliwung Jadi Tempat Malam Mingguan: Jakarta Lebih Colorful

"Karena eranya sudah era keterbukaan, sekarang ini namanya restrukturisasi juga bukan sesuatu yang terlalu sulit. Saya tidak mau lagi ada BUMD yang dibuat hanya untuk kepentingan jangka pendek atau BUMD yang dibuat untuk penugasan, karena itu tidak membawa kesehatan bagi BUMD itu sendiri," tegasnya.

Jakpro menjadi salah satu contoh yang disebut langsung oleh Pramono. Menurut dia, penugasan yang menumpuk mulai dari JIS, Velodrome, hingga proyek lain justru membebani operasional perusahaan.

"Maka, tidak ada lagi misalnya penugasan Jakpro untuk JIS, Jakpro untuk Velodrome, Jakpro untuk apa lagi, yang begitu-begitu. Ya, sekarang tidak jadi masalah. Tapi kalau kemudian tidak diselesaikan, bisa menjadi masalah," tandas Pramono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI