Doa itu terkabul.
Saat Hasto akhirnya hadir dan melakukan sungkem di hadapannya, momen itu menjadi terlalu emosional.
Megawati memeluk Hasto dengan erat sambil menepuk-nepuk punggungnya.
Air mata kembali membasahi pipinya. Ini bukan lagi tangis seorang ketua umum, melainkan tangis seorang ibu yang melihat 'putra' perjuangannya kembali pulang setelah melewati badai.
3. Teriakan "Merdeka!" dan Kesetiaan Kader
Setiap kali pidatonya dijeda oleh pekik "Merdeka!" yang bergemuruh, raut wajah Megawati berubah.
Terutama setelah momen pertanyaannya tentang penjajahan, seluruh kader berdiri memberikan standing ovation sambil meneriakkan yel-yel dukungan.
Melihat kesetiaan dan militansi yang tak luntur dari seluruh DPD dan DPC, Megawati kembali terlihat menyeka air matanya.
Tangis kali ini adalah wujud dari apresiasi mendalam atas kepercayaan mutlak yang diberikan kepadanya selama hampir tiga dekade untuk kembali memimpin partai.
Baca Juga: Mega Nyatakan PDIP Ogah Jadi Oposisi, Gerindra Langsung Sumringah
Tiga momen ini menunjukkan bahwa di balik ketegarannya, Megawati adalah seorang pemimpin yang menyimpan gejolak emosi mendalam terhadap partainya, bangsanya, dan orang-orang yang setia di sisinya.
Dari ketiga momen emosional Megawati di atas, mana yang menurutmu paling menunjukkan karakter kepemimpinannya?
Diskusikan di kolom komentar!