Banyak "Nakama" (sebutan untuk penggemar One Piece) menyayangkan tindakan aparat yang dianggap berlebihan dan gagal paham konteks.
"Sragen mendadak jadi markas Angkatan Laut, simbol Yonko (kaisar lautan) langsung diberantas," sindir seorang pengguna di media sosial X.
Banyak yang berpendapat bahwa energi aparat akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk memberantas masalah nyata seperti korupsi atau ketidakadilan, isu-isu yang justru sering dilawan oleh karakter-karakter protagonis di "One Piece".
Insiden di Sragen menjadi pengingat pahit bahwa dialog antara generasi dan institusi sangat diperlukan.
Kreativitas anak muda seharusnya dirangkul sebagai energi positif, bukan dipadamkan karena kesalahpahaman.
Kemerdekaan sejatinya adalah tentang kebebasan untuk berekspresi, termasuk merayakannya dengan cara yang paling dekat di hati mereka.
Bagaimana pendapat Anda?
Apakah tindakan aparat menghapus mural "One Piece" ini dapat dibenarkan atas nama nasionalisme, atau ini adalah bentuk pemberangusan kreativitas?
Sampaikan pandangan Anda di kolom komentar.
Baca Juga: Mural One Piece Dihapus Paksa di Sragen, Pemerintah: Jaga Sensitivitas!