Cerita di Balik Program Vasektomi Dedi Mulyadi, Ada Kisah Miris

Selasa, 05 Agustus 2025 | 08:27 WIB
Cerita di Balik Program Vasektomi Dedi Mulyadi, Ada Kisah Miris
Tangkap Layar [Youtube Deddy Corbuzier]

“Iya, ada lagi yang anaknya disuruh jadi pengamen, pengemis. Kemudian saya temui bapak dan ibunya, saya katakana kalau anak banyak gini tanggung jawabnya gimana. Eh malah nyalahin istrinya jebol terus,” jawab Dedi.

Dari pengalaman terjun ke lapangan langsung dan menemukan problem tersebut, Dedi sontak menyarankan untuk melakukan vasektomi.

“Ya kalau istrinya jebol terus, mau nggak sih kalau bapaknya aja yang KB. Jadi dari obrolan sederhana,” ujarnya.

“Dan saya sudah banyak ngajak dulu sejak saya anggota DPR,” sambungnya.

Pengalaman menemukan permasalahan di lapangan tersebut sudah dilakukan Dedi sebelum dirinya menjadi Gubernur.

Setelah menjadi Gubernur, rupanya masalah tersebut masih terus terjadi. Dedi bahkan mengaku sering didatangi orang hanya karena ingin dibantu menebus biaya rumah sakit usai melahirkan.

“Setelah jadi Gubernur, Pemda Provinsi banyak program nih, ada program listrik free, ada program bantuan Pembangunan rumah, beasiswa pendidikan sampai perguruan tinggi,” cerita Dedi.

“Saya sering didatengin juga ada orang istrinya masih di rumah sakit melahirkan nggak bisa nebus, 14 juta, ada yang 23 juta, 24 juta. Saya suka bercanda “Kamu ini gimana sih, giliran bikin aku nggak dikabarin, giliran melahirkan aku dikabarin,”. Anak ke berapa? Ada anak ke 4, ke 5,” tambahnya.

Dari pengalaman tersebut, Dedi berusaha memberi saran dan edukasi alangkah baiknya mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

Baca Juga: Aktif Pantau Medsos, Dedi Mulyadi Menikmati Dihujat Publik: Asyik juga Dijelekin

“Saya bilang anda ini dapat tugas menjadi ayah, jadi bertanggung jawab buat kehidupan, Pendidikan. Nah ini kelahiran aja nggak bisa nangani. Kalau begitu bagaimana nanti ikut program KB, dan jangan selalu istri, anda ikut dong program Vasektomi,” urainya.

Menurut Dedi tidak akan ada artinya bantuan maupun program dari pemerintah jika tidak didukung dengan masyarakatnya.

“Yang saya sampaikan itu penerima bantuan sosial diharapkan itu bisa mengikuti program Keluarga Berencana,” ujarnya.

“Karena nggak ada artinya, dibangunin rumah kalau anaknya terus bertambah. Karena saya nemuin 1 petak isinya 14,” tambahnya.

Dedi juga menceritakan bahwa dirinya pernah menemukan keluarga dengan 10 orang anak yang hidup mengontrak.

Dari sepuluh anaknya tidak ada yang disekolahkan. Bahkan, saat ditemui Dedi di rumahnya, sang ibu sedang mengandung anak ke 11.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI