Di Balik Sindiran 'Tak Berkeringat', Prabowo Disebut Hanya 'Umbang-umbang' Agar Menteri Tak Resah

Sabtu, 09 Agustus 2025 | 11:12 WIB
Di Balik Sindiran 'Tak Berkeringat', Prabowo Disebut Hanya 'Umbang-umbang' Agar Menteri Tak Resah
Presiden Prabowo Subianto [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa]

Suara.com - Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) turut menyoroti pernyataan tertutup Presiden Prabowo Subianto soal adanya pihak yang “tak berkeringat” ingin masuk kabinet.

Menurutnya, pernyataan tersebut, yang diungkapkan oleh salah satu menteri kabinet Merah Putih, sebagai upaya menenangkan menteri-menterinya agar tak terganggu pekerjaannya.

“Pada saat dia mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang berkeringat ingin masuk kabinet, menurut saya sih itu umbang-umbang dia saja pada saat meeting itu di depan anak buahnya untuk menenangkan bahwa enggak ada yang akan diganti,” kata Hensa kepada wartawan, Sabtu (9/8/2025).

Ia menilai, narasi “tak berkeringat” dari Prabowo muncul untuk meredam keresahan menteri di tengah isu pergantian kabinet.

Hensa menjelaskan, Prabowo ingin menjaga kekompakan elit politik demi kelancaran pelaksanaan program-program pemerintahan.

“Jadi kalau kita memandang atau ingin menelaah lebih jauh, Pak Prabowo langkah-langkahnya, ya balik lagi ke dua hal yang sering dia sebutkan itu, merangkul semua dan elit politik rukun, dan sepertinya pernyataan berkeringat itu sejalan,” katanya.

Meski Prabowo menegaskan tidak ada reshuffle, Hensa menilai perbaikan kinerja kabinet tetap diperlukan.

Ia menyoroti momen Prabowo menyebut kinerja pemerintahannya 6 dari 10 dan ingin meningkatkannya pada April 2025 silam.

“Dari sisi komunikasi publik saja kan kabinet ini kocar-kacir gitu. Dan Pak Prabowo sudah menyampaikan, ‘ya salah saya’. Dia dengan gentle gitu dia mengatakan ‘ini salah saya’, dan saya pikir dia mau membenahi ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Prabowo Bakal Lantik Wakil Panglima TNI di Batujajar Besok, Siapa Saja Nama-nama?

Ia berpandangan, masyarakat kini kerap menyuarakan keinginan untuk pergantian menteri yang dianggap tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya.

“Fenomena-fenomena seperti bendera One Piece, rekening dormant, gas 3 kilogram ini kan membuat masyarakat resah dan selalu menyuarakan aspirasi untuk mengganti para pejabat publik yang kerap kali menimbulkan masalah dalam komunikasi ini untuk diganti,” ujarnya.

Prabowo, menurut Hensa, mendengar aspirasi ini, namun sepertinya sang presiden pun sedang memilih waktu yang tepat untuk reshuffle tanpa gegap gempita.

“Dan saya yakin Pak Prabowo itu mendengarkan itu. Tapi ya kalau tentang kapan reshuffle terjadi ya terserah dia,” tegasnya.

Ia juga menyoroti gaya Prabowo yang menghindari pengumuman terbuka soal reshuffle. Jika pergantian menteri terjadi, menurut Hensa, Prabowo lebih memilih melakukannya secara diam-diam.

Hal ini untuk menjaga stabilitas politik dan fokus pada pembangunan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI