“Jadi dia pengennya, saya mencoba melihat itu Pak Prabowo ingin dalam situasi tenang kemudian ada pergantian pemain,” katanya.

Prabowo, menurut Hensa, juga sensitif terhadap menteri yang membuat gaduh.
Contohnya, kebijakan yang diumumkan sebelum matang sering memicu keresahan masyarakat. Menurutnya, menteri yang gagal mengatur komunikasi dengan baik berisiko dievaluasi.
“Yang pertama gaduh, yang kedua gak bisa ngatur konstituen gitu. Ya itu yang sudah terjadi dengan Menteri Dikti kan, karena dia diprotes oleh anak buahnya sendiri dan direshuffle secara tiba-tiba, ini saja tanda reshufflenya,” pungkasnya.