'Latih Keras, Bukan dengan Kekejaman', Teguran Prabowo di Tengah Duka Kematian Prada Lucky

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 10 Agustus 2025 | 16:25 WIB
'Latih Keras, Bukan dengan Kekejaman', Teguran Prabowo di Tengah Duka Kematian Prada Lucky
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan amanat dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus TNI Angkatan Darat, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/8/2025). ANTARA/HO-Puspen TNI.

Suara.com - Di tengah bergulirnya kasus kematian Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga akibat penganiayaan senior, Presiden RI Prabowo Subianto memberikan peringatan keras kepada seluruh jajaran komando dan pemimpin satuan TNI.

Dalam amanatnya di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus, Batujajar, Jawa Barat, Minggu, Presiden Prabowo menekankan pentingnya membina prajurit dengan cara yang benar. Ia meminta para komandan untuk memperlakukan prajurit seperti anak kandung sendiri.

"Saya titip saudara-saudara sekalian, jaga pasukanmu sebaik-baiknya, bina anak buahmu sebaik-baiknya. Anak buahmu adalah bagaikan anak kandungmu sendiri. Pimpin dengan baik, jaga mereka dengan baik, latih mereka dengan baik, latih mereka dengan keras, tetapi tidak dengan kekejaman," tegas Presiden Prabowo.

Pernyataan tegas ini menjadi sorotan utama, mengingat Prada Lucky meninggal dunia setelah baru dua bulan berdinas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakangan Mere, Kabupaten Nagekeo, NTT. Ironisnya, Prada Lucky adalah putra dari Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo, seorang prajurit TNI aktif di Kodim 1627/Rote Ndao.

Saat ini, kasus kematian Prada Lucky masih dalam penyelidikan intensif oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) di Kupang. Sebanyak 24 orang dari markas Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakangan Mere telah diperiksa untuk mengungkap peristiwa tragis ini.

Lebih lanjut, Presiden Prabowo juga menginstruksikan para pemimpin di lingkungan TNI untuk menjadi teladan dan selalu berada di garis depan bersama pasukannya, terutama di daerah rawan.

"Saudara-saudara sebagai pemimpin, harus memimpin dari depan. Panglima TNI, panglima pasukan TNI, komandan-komandan brigade, komandan-komandan batalyon memimpin dari depan, memimpin di tengah-tengah pasukan, berada selalu di tempat yang paling berbahaya, berada selalu di tempat yang paling kritis," ujar Presiden Prabowo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI