Suara.com - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, meluapkan kekecewaan mendalamnya terkait temuan terbaru dalam meninggalnya Prada Lucky yang dianiaya.
Ia menyebut adanya keterlibatan seorang komandan peleton atau seorang perwira dalam kejahatan bersama prajuritnya sebagai sebuah ironi yang memilukan dan tindakan yang tak bisa ditolerir dalam institusi militer.
Menurut purnawirawan jenderal TNI ini, fakta bahwa seorang perwira remaja lulusan Akademi Militer (Akmil) turut menjadi tersangka adalah pukulan telak bagi marwah kepemimpinan di tubuh TNI.
"Nah ini soal Prada Lucky menarik ini. Awalnya saya pikir benar hanya 4 pelakunya, setelah dilakukan pengembangan menjadi 20. Dan yang lebih menarik, di dalamnya adalah Komandan peletonnya," kata TB Hasanuddin di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Ia menyoroti secara tajam bagaimana seorang perwira muda, yang seharusnya menjadi panutan, justru ikut terseret dalam tindak kriminal.
"Seorang perwira berpangkat letnan dua, lulusan Akademi Militer. Masih muda sekali, mungkin umur sekitar 24-25. Tetapi ikut terlibat. Ini yang saya sesalkan," tegasnya.
TB kemudian mengingatkan kembali fungsi hakiki seorang komandan yang telah dilanggar secara fundamental dalam kasus ini.
Menurutnya, komandan adalah garda terdepan dalam pengawasan dan pengendalian prajurit, bukan malah menjadi rekan dalam kejahatan.
"Karena apa? Komandan itu justru ada di tengah-tengah prajurit untuk mengawasi, mengendalikan, dan memberikan arahan!" katanya.
Baca Juga: Satu Komando Habisi Junior? Prada Lucky Tewas, 20 Prajurit dan 1 Perwira Tersangka
Ia menegaskan bahwa kebijakan yang mewajibkan perwira remaja untuk tinggal di barak bersama prajuritnya memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk pengawasan melekat.
Namun, kasus ini menunjukkan anomali yang berbahaya.
"Makanya para perwira letnan dua, letnan satu yang masih muda-muda, para perwira remaja itu, harus tinggal bersama prajurit di barak. Untuk mengawasi ini. Bukan sebaliknya, malah terlibat dalam sebuah kejahatan bersama-sama," katanya.
Untuk diketahui, sebuah skandal besar tengah mengguncang institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan menyita perhatian publik.

Sebanyak 20 prajurit TNI di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya Prada Lucky, seorang prajurit muda yang diduga meninggal secara tidak wajar.
Kabar yang membuat publik geger ini menjadi semakin serius dengan terungkapnya fakta bahwa salah satu dari 20 tersangka tersebut adalah seorang perwira.