Sikapnya terhadap pemakzulan pun jelas.
Ia setuju jika Bupati Sudewo terbukti mengingkari janji-janjinya.
"Menurutku kalau enggak sesuai janji pas dilantik ya setuju untuk dilengserkan, kalau memang dari janji tidak menaikkan pajak tapi malah dinaikkan, setuju aja gerakan masyarakat untuk pemakzulan pak Sudewo. DPRD sudah menurunkan hak angket juga jadi setuju aja," tegasnya.
Namun, di tengah dukungannya, terselip sebuah harapan agar proses ini berjalan damai.
"Tapi juga harapannya warga Pati tetap jaga kondusifitas saja," tutupnya.
Gunar Hermawan, warga Pati yang merantau di Magelang pun juga setuju kalau kearoganan pemimpin ini harus disikapi dengan serius.
Bahkan desakan pemakzulan untuk melengserkan Sudewo juga ia dukung.
"Kenapa enggak? Ya tentu harus didukung karena memang cara-cara pemimpin yang arogan ini pasti jadi domino kalau tidak dilengserkan. Artinya bisa saja kalau isu sudah reda dan dia masih menjabat, manuver politik untuk dirinya sendiri kembali dilakukan," kata Gunar.
Babak Baru Politik Pati: Apa Selanjutnya?
Baca Juga: Bukan di Studio, Pengantin Ini Jadikan Lautan Demo Pati Latar Foto Nikah Mereka?
Kabupaten Pati kini memasuki babak baru yang krusial dalam sejarah politik lokalnya.
Proses hak angket oleh Pansus akan menjadi pertarungan data, argumen hukum, dan lobi politik.
Hasil kerja Pansus akan menentukan apakah bola panas pemakzulan akan terus bergulir ke Mahkamah Agung atau berhenti di tingkat DPRD.
Apapun hasilnya, satu hal yang pasti: warga Pati telah menunjukkan kekuatan mereka sebagai pengawas utama jalannya pemerintahan.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bahwa kekuasaan yang diamanahkan rakyat harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan integritas.
Suara rakyat, baik yang diteriakkan di jalanan maupun yang digaungkan dari perantauan, telah terbukti mampu mengguncang singgasana kekuasaan.