Viral Bule vs Penjual Es Krim Ribut di Lombok, Kasus Berujung ke Polisi!

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2025 | 17:31 WIB
Viral Bule vs Penjual Es Krim Ribut di Lombok, Kasus Berujung ke Polisi!
Viral bule debat dengan pedagang es krim. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Insiden bule berselisih dengan penjual es krim di Lombok menjadi sorotan publik usai rekaman videonya viral di media sosial.

Kejadian ini berlangsung saat acara nyongkolan di sebuah perkampungan, dan berawal dari perbedaan harga yang mencapai Rp 700 ribu.

Awalnya, sang bule berniat memborong es krim untuk dibagikan kepada warga yang hadir dalam acara tersebut.

Ia memperkirakan total pembelian hanya sekitar Rp 300 ribu. Namun, penjual menyebut harga yang harus dibayar mencapai Rp 1 juta. Selisih harga yang besar ini membuat suasana memanas.

Menurut keterangan sang bule, jumlah es krim yang ia beli tidak lebih dari 60 potong. Dengan harga Rp 5.000 per potong, totalnya hanya sekitar Rp300 ribuan.

Karena tidak ada titik temu, keduanya akhirnya sepakat menyelesaikan perselisihan di kantor polisi. Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai hasil mediasi.

Peristiwa viral bule ribut di Lombok ini memicu diskusi di media sosial mengenai pentingnya keterbukaan harga dan etika dalam transaksi jual beli, apalagi saat melibatkan wisatawan asing yang sedang berkunjung.

Berikut 5 fakta viralnya.

1. Terjadi saat acara nyongkolan
Nyongkolan adalah tradisi pernikahan khas Lombok yang melibatkan arak-arakan dan keramaian. Saat itu, sang bule ikut berbaur dan berniat membagikan es krim kepada warga.

2. Perbedaan harga mencapai Rp700 ribu

Dari perkiraan Rp300 ribu, harga yang disebut penjual melonjak hingga Rp1 juta. Selisih ini yang memicu adu argumen di depan warga.

3. Jumlah es krim diperdebatkan

Bule mengaku hanya membeli sekitar 60 potong, sementara penjual menyebut jumlahnya lebih banyak. Tidak ada catatan tertulis yang memvalidasi transaksi ini.

4. Kasus dibawa ke kantor polisi

Kedua pihak memilih jalur mediasi di kantor polisi untuk mencari penyelesaian. Namun hasilnya belum diumumkan ke publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI