Prabowo Klaim Pengangguran di Indonesia Terendah, Faktanya Tertinggi di ASEAN

Bernadette Sariyem Suara.Com
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 14:32 WIB
Prabowo Klaim Pengangguran di Indonesia Terendah, Faktanya Tertinggi di ASEAN
Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Prabowo antara lain mengklaim angka pengangguran turun. [Antara/Rivan Awal Lingga]

Berikut adalah perbandingan tingkat pengangguran di negara ASEAN berdasarkan data Trading Economics:

RankingNegaraPersentase Pengangguran

Keterangan

1Indonesia4,76 persenMaret 2025
2Brunei4,7 persenDesember 2024
3Filipina3,7 persenJuni 2025
4Malaysia3 persenJuni 2025
5Myanmar3 persenDesember 2024
6Vietnam2,24 persenJuni 2025
7Singapura2,1 persenDesember 2024
8Timor Leste1,6 persenDesember 2024
9Laos1,2 persenDesember 2024
10Thailand0,89 persenMaret 2025
11Kamboja0,27 persenDesember 2024

Siapa yang Paling Banyak Menganggur?

Data BPS juga memberikan potret yang lebih rinci mengenai siapa saja yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Ternyata, pengangguran tertinggi justru dialami oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan angka mencapai 8 persen.

Pada posisi kedua adalah lulusan SMA (6,35 persen) dan Sarjana (6,23 persen).

Ironisnya, mereka yang berpendidikan SD ke bawah justru memiliki tingkat pengangguran paling rendah (2,32 persen).

Selain itu, pengangguran di kalangan anak muda usia 15-24 tahun sangat mengkhawatirkan, mencapai 16,16 persen.

Fenomena ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian (mismatch) antara keahlian yang dihasilkan sistem pendidikan dengan kebutuhan industri.

Baca Juga: Bahas Ngantuk, Pujian Mulan Jameela atas Pidato Prabowo Dinilai Blunder

Tingkat pengangguran di perkotaan (5,73 persen) juga jauh lebih tinggi dibandingkan perdesaan (3,33 persen).

Kritik dari Parlemen: Data Tak Sesuai Realitas Job Fair

Merespons klaim Presiden, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Zainul Munasichin, menilai ada kesenjangan antara data statistik dengan realitas di masyarakat.

Menurutnya, pemandangan para pencari kerja yang membludak di setiap acara bursa kerja atau job fair menjadi bukti nyata bahwa tantangan pengangguran masih besar.

"Terkait fakta di lapangan, job fair kita sesak, dipenuhi pelamar kerja. Itu jadi bahan refleksi sekaligus evaluasi untuk mengonfirmasi data BPS tersebut dengan kondisi realitas di lapangan," jelas Zainul, Sabtu (16/8/2025).

Zainul mendorong pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, memaksimalkan program hilirisasi padat karya, serta memperkuat pendidikan vokasi dan Balai Latihan Kerja (BLK).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI