Kemudian ada pengusaha Andi Narogong yang ikut mendapat hukuman penjara karena dinyatakan terlibat proyek e-KTP.
Setya Novanto dinilai ikut andil karena punya pengaruh dalam meloloskan jumlah anggaran KTP Elektronik saat dibahas di Komisi II DPR RI pada 2011-2012.
Namun, Setya Novanto membantah semua dakwaan dan menyatakan jika dirinya tidak bersalah atas kasus yang merugikan negara itu.
Setnov merasa dijebak atas kasus itu karena merasa tidak menindaklanjuti permintaan dari sejumlah pihak.
Walau Setya Novanto mengaku bertemu dengan sejumlah pengusaha terkait e-KTP seperti Andi Narogong dan juga Johannes Marliem yang kemudian ditemukan tewas di Amerika.
Setnov juga mengembalikan uang sebesar Rp5 miliar ke KPK yang disebutnya sebagai wujud tanggung jawab karena keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi mendapat uang itu dari Andi Narogong.
3. Drama Setya Novanto Selama Terjerat Kasus Korupsi

Selama proses penyidikan, Setya Novanto juga terlibat drama termasuk kecelakaan tunggal, mobil Setnov menabrak tiang listrik.
Akibat kecelakaan itu banyak meme bertebaran di media sosial, apalagi pengacaranya sampai menyebut jika Setnov mengalami benjol sebesar bakpao.
Baca Juga: Setya Novanto Dapat Diskon Hukuman, Pegiat Antikorupsi Ingatkan Drama Fasilitas Mewah di Penjara
Sebelumnya, Setnov juga sempat menang praperadilan sebelum kemudian kembali ditetapkan sebagai tersangka dan dijatuhi hukuman penjara.
4. Sel Mewah hingga Plesiran di Masa Hukuman

Pada September 2018, sel mewah Setya Novanto yang lebih luas dari sel napi lain terungkap ketika Ombudsman RI melakukan inspeksi mendadak.
Tak cuma lebih luas, Ombudsman juga menemukan kloset duduk yang tidak dimiliki napi lain di dalam sel mereka.
Namun, kala itu Tejo Harwanto, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung berkilah bahwa sel Setnov terkesan lebih mewah karena dilapisi plywood.
Kemudian pada pertengahan 2019, Setnov diduga plesiran di masa hukuman dengan izin awal untuk berobat.