Gaji Pokok Tak Naik Cuma Trik? Total Pendapatan DPR Diam-diam Tembus Rp 70 Juta

Tasmalinda Suara.Com
Rabu, 20 Agustus 2025 | 21:13 WIB
Gaji Pokok Tak Naik Cuma Trik? Total Pendapatan DPR Diam-diam Tembus Rp 70 Juta
Anggota DPR RI. (Instagram/dpr_ri)

Suara.com - Sebuah pengakuan blak-blakan datang dari pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang sontak membuat publik mengelus dada.

Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, mengungkap fakta di balik pendapatan para anggota dewan yang terhormat. Informasi ini pun kemudian viral di media sosial dengan sejumlah tanggapan sinis dari netizen.

Meskipun ia bersikeras bahwa gaji pokok tidak mengalami kenaikan selama 15 tahun, namun gelontoran tunjangan dengan nominal fantastis kini mengalir deras ke kantong para wakil rakyat.

Yang paling mengejutkan adalah narasi yang ia gunakan untuk menjelaskan kenaikan ini.

Adies Kadir berseloroh bahwa penyesuaian berbagai tunjangan ini disetujui karena pemerintah, khususnya Menteri Keuangan, merasa "kasihan" dengan kondisi para anggota dewan.

“Mungkin Menteri Keuangan juga kasihan dengan kawan-kawan DPR. Jadi dinaikkan dan ini juga kami ucapkan terima kasih dengan kenaikan itu,” papar Adies di hadapan media, Selasa (19/8/2025).

Pernyataan yang bernada ironis ini menjadi pembuka dari rincian "kemewahan" baru yang diterima oleh anggota DPR periode 2024-2029.

Pos tunjangan yang paling mencolok adalah tunjangan perumahan, yang nilainya kini ditetapkan sebesar Rp50 juta per bulan untuk setiap anggota. Angka ini belum termasuk berbagai tunjangan lain yang juga ikut meroket.

Adies merinci lebih lanjut, tunjangan beras yang sebelumnya diterima sebesar Rp10 juta, kini naik menjadi Rp12 juta per bulan.

Baca Juga: Sentilan Tajam Joko Anwar Saat Nafa Urbach Bela Kenaikan Gaji DPR: Pilih yang Pinter

Selain itu, uang bensin untuk menunjang mobilitas anggota dewan juga mengalami kenaikan drastis.

“Tunjangan-tunjangan beras kami cuma dapat Rp12 juta dan ada kenaikan sedikit dari Rp10 juta kalau tidak salah. Tunjangan-tunjangan lain juga ada kenaikan sedikit-sedikit, bensin itu sekitar Rp7 juta yang tadinya kemarin sekitar 4-5 juta sebulan,” sebutnya.

Menurut Adies, kenaikan uang bensin tersebut masih belum seberapa jika dibandingkan dengan tingginya mobilitas anggota dewan.

“Walaupun mobilitas daripada kawan-kawan dewan lebih dari itu setiap bulannya,” dalihnya.

Akibat dari penyesuaian berbagai tunjangan ini, total pendapatan bersih (take home pay) yang dibawa pulang setiap anggota dewan setiap bulannya melonjak signifikan.

Adies membeberkan, jika sebelumnya total pendapatan bersih ada di angka Rp58 juta, kini angkanya sudah menembus level psikologis baru.

“Jadi dulu gaji kawan-kawan itu terima total bersihnya sekitar Rp58 juta, gaji tidak naik ya. Tunjangan makan disesuaikan dengan indeks saat ini mungkin terima hampir Rp69-70 jutaan,” ujarnya.

Klaim bahwa gaji pokok stagnan selama 15 tahun seolah menjadi tameng di tengah lonjakan pendapatan yang signifikan ini.

Bagi publik, fakta bahwa total pendapatan bersih para wakil rakyat kini bisa mencapai Rp70 juta per bulan—di saat kondisi ekonomi masyarakat masih penuh tantangan menjadi sebuah ironi yang sulit diterima.

Pengakuan bahwa kenaikan ini didasari rasa "kasihan" dari pemerintah pun semakin menambah panas perdebatan publik mengenai prioritas anggaran negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI