Apa Hubungan Bupati Bone Andi Asman dengan Mentan? Disorot Pasca Kenaikan Pajak PBB

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2025 | 06:35 WIB
Apa Hubungan Bupati Bone Andi Asman dengan Mentan? Disorot Pasca Kenaikan Pajak PBB
Andi Asman Sulaiman, Bupati Bone (wikipedia)

Suara.com - Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah kebijakan kontroversialnya menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 300 persen.

Kebijakan kontroversial ini, memicu protes besar, mirip dengan situasi serupa yang terjadi di Pati. Gelombang protes besar-besaran berujung ricuh di depan kantornya pada Selasa, 19 Agustus 2025 lalu hingga Rabu 20 Agustus 2025.

Demonstrasi yang menolak kenaikan pajak ini mengakibatkan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian, bahkan belasan demonstran ditangkap.

Awalnya, aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pagi hari berjalan tertib. Namun, ketidakpuasan massa memuncak ketika Bupati Andi Asman tak kunjung bersedia menemui mereka.

Perwakilan pemerintah daerah hanya diwakili oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah, yang semakin memicu kemarahan massa. Situasi pun memanas, dan massa mencoba merangsek masuk ke dalam area kantor bupati.

Aksi ini dibalas dengan tindakan tegas oleh kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja, dan prajurit TNI, yang berujung pada kericuhan.

Pasca-kejadian, Pemerintah Kabupaten Bone akhirnya mengambil langkah mundur dan memutuskan untuk menunda kenaikan tarif PBB-P2.

Perjalanan Karier dan Latar Belakang Andi Asman Sulaiman

Siapakah sosok di balik kebijakan yang memicu kegaduhan ini? Andi Asman Sulaiman, yang lahir di Bakunge, Bone, pada 4 Juni 1978, adalah adik dari Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

Baca Juga: Warga Pekalongan, Siap-Siap! Denda PBB 11 Tahun Dihapus

Asman menempuh pendidikan dasar di SD Inpres 10/73 Mappesangka, lalu melanjutkan ke SMP Negeri Ponre, dan lulus dari SMA Negeri 1 Lappariaja pada 1997. Setelah itu, ia sempat bekerja di sektor perkebunan, bahkan pernah menjadi mandor di berbagai pabrik dan perkebunan, mulai dari pabrik gula, tapioka, hingga perkebunan kelapa sawit.

Pendidikan formalnya dilanjutkan di Sekolah Tinggi Ilmu Akuntansi (STIA) Prima Bone, di mana ia meraih gelar sarjana Administrasi Negara pada 2006. Tidak berhenti di situ, ia kemudian menuntaskan studi magisternya di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada 2015.

Karier Andi Asman di birokrasi dimulai pada 2003 sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Soppeng. Setelah itu, ia pindah tugas ke kampung halamannya di Bone dan menempati berbagai posisi strategis, seperti pegawai di dinas tata ruang, sekretaris lurah, lurah, hingga kepala seksi dinas pariwisata.

Seiring berjalannya waktu, kariernya semakin menanjak. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Camat Bengo, Camat Barebbo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, dan terakhir sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bone.

Pada Pilkada 2024, ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai ASN untuk maju sebagai calon bupati. Berpasangan dengan Andi Akmal Pasluddin, ia berhasil memenangkan pemilihan dan resmi menjabat sebagai Bupati Bone pada 4 Februari 2025.

Selain memiliki rekam jejak yang panjang di pemerintahan, Andi Asman juga diketahui merambah dunia bisnis, mengikuti jejak kakaknya. Ia memiliki beberapa usaha di bidang properti, peternakan, perkebunan, dan transportasi.

Harta Kekayaan Andi Asman Sulaiman

Sebagai pejabat publik, harta kekayaan Andi Asman Sulaiman juga menjadi catatan penting. Berdasarkan laporan e-LHKPN pada 2023, saat ia masih menjabat sebagai Kepala Dinas, total kekayaannya tercatat sekitar Rp3,6 miliar.

Harta tersebut meliputi aset tanah dan bangunan senilai Rp2,3 miliar, dua mobil mewah (Toyota Jeep dan Honda CR-V) senilai Rp750 juta, serta harta bergerak dan kas lainnya.

Meskipun memiliki latar belakang yang kuat dalam birokrasi dan bisnis, kebijakan kenaikan PBB-P2 yang diluncurkan olehnya menuai kritik tajam.

Masyarakat merasa kebijakan ini tidak didukung oleh sosialisasi yang memadai dan sangat membebani, terutama bagi petani yang merupakan mayoritas penduduk Bone.

Kontributor : Rizqi Amalia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?