Di saat para anggota dewan sibuk menuntut kenaikan tunjangan, meminta fasilitas mewah, atau bahkan melontarkan pernyataan arogan seperti "jangan samakan kami dengan rakyat jelata", jawaban jujur dari bocah ini menjadi kontras yang begitu tajam.
Ia seolah mengingatkan kembali fungsi paling dasar dari seorang wakil rakyat yang mungkin telah dilupakan oleh para penghuni Senayan: yaitu untuk melayani rakyat, bukan memakan uang rakyat.
Kini, pertanyaan besarnya bukanlah lagi tentang cita-cita anak ini, melainkan tentang masa depan sebuah lembaga yang citranya sudah hancur bahkan di mata generasi yang paling muda sekalipun.
Bagaimana menurut Anda? Apakah persepsi anak ini adalah cerminan akurat dari kondisi DPR saat ini? Dan apa yang harus dilakukan DPR untuk memperbaiki citranya di mata generasi mendatang? Sampaikan pandangan Anda.