Suara.com - Komisi VII DPR mengatakan pihaknya siap mendukung pabrikan otomotif yang berinvestasi di Indonesia saat mengunjungi pabrik PT Suzuki Indomobil Motor Indonesia di Kawasan Industri GIIC Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/8/2025).
Ketua Tim Kunjungan Komisi VII DPR Siti Mukaromah mengatakan pihaknya berkomitmen memberikan kemudahan bagi para investor termasuk produsen otomotif melalui regulasi guna memastikan keberlanjutan industri, sekaligus menjawab tantangan serta kebutuhan pasar.
"Suzuki telah membuktikan eksistensi sebagai produsen otomotif baik mobil maupun motor handal di Tanah Air. Merek ini banyak digunakan pelaku usaha kecil seperti mobil pick up bahkan sudah berhasil ekspor hingga ke 74 negara," kata Siti.
Dalam kunjungan itu Komisi VII menyaksikan proses produksi di pabrik Suzuki, termasuk meninjau pengoperasian robot dalam proses produksi.
"Setelah tadi diskusi dan melihat langsung proses produksi, ternyata luar biasa juga. Pertama, dalam 2,1 menit bisa menghasilkan satu mobil. Yang kedua, proses pengerjaan sudah sangat modern," beber Siti.
Dia menjelaskan pemakaian robot tidak dapat dihindari sebagaimana mengikuti perkembangan teknologi namun perusahaan tetap menjalankan prosedur penggunaan tenaga kerja lokal sebagai motor utama proses produksi.
Kemudian Suzuki Indomobil juga dinilai memberikan nilai manfaat bagi masyarakat melalui skema kerja sama dengan lebih dari 500 perusahaan pemasok komponen lokal yang berasal dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.
"Sebanyak 30 persen bahan baku dipasok dari pelaku UMKM lokal. Kita berharap bukan hanya 30 persen saja tapi lebih maksimal lagi. Bagaimana pun hari ini Indonesia tetap membutuhkan kehadiran industri otomotif yang bisa beradaptasi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat," lanjut dia.
Sementara Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan pada Kementerian Perindustrian Mahardi Tunggul Wicaksono menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung keberlanjutan industri otomotif melalui kebijakan maupun pemenuhan kebutuhan, termasuk pemberian insentif.
Baca Juga: SUV Pesaing Fronx dan Rocky Tampil Memesona: Usung Vibes Suzuki Jimny, Harga Miring Parah
Pihaknya juga menjalin komunikasi secara intensif bersama sejumlah asosiasi terkait dalam upaya mengakomodasi masukan-masukan berkaitan keberlanjutan dunia usaha termasuk skema pemberian insentif dengan menyesuaikan kebutuhan.
"Seperti kondisi saat ini, kemampuan daya beli masyarakat sedang turun. Insentif yang diberikan diharapkan menghasilkan produk-produk dengan harga jual lebih terjangkau oleh masyarakat," katanya.
Menurut dia regulasi dan insentif dimaksud bersifat bauran yang dapat mengakomodasi kebutuhan para investor dengan catatan mereka juga harus mampu berkontribusi kepada negara dari proses produksi hingga pemasaran yang dihasilkan.
"Tapi tetap harus kita minta komitmen mereka untuk membangun pabrik dan produksi di Indonesia. Ketika kita berikan insentif itu di dalamnya memuat pasal-pasal regulasi tersebut jadi kita tetal memberikan pagar dan kewajiban kepada mereka. Instrumen ini mencakup penggunaan tenaga kerja dan suplier lokal maupun optimalisasi ekspor," ucapnya.
President Director PT Suzuki Indomobil Motor Minoru Amano menyatakan perusahaan sejak tahun 1970 sudah memulai perakitan sepeda motor, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat enam tahun berselang.
"Kami sudah setengah abad lebih di Indonesia dan pabrik terakhir di Cikarang ini sudah mulai beroperasi sejak 2015. Total karyawan saat ini 4.700 orang. Secara keseluruhan atau sejak tahun 1970 sudah ada alumni-alumni Suzuki lebih dari 25.000 orang jadi total ada 30.000 orang yang sudah pernah berinteraksi bersama Suzuki di Indonesia," katanya.