Bungkam Soal OTT Wamenaker, Ketum Golkar: Kami Garda Terdepan Lawan 'Bibit Penyakit' Pemerintah

Andi Ahmad S Suara.Com
Minggu, 24 Agustus 2025 | 23:51 WIB
Bungkam Soal OTT Wamenaker, Ketum Golkar: Kami Garda Terdepan Lawan 'Bibit Penyakit' Pemerintah
Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia [Suara]

Suara.com - Sebuah kontras tajam ditunjukkan oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, saat menghadapi pertanyaan sensitif dari media.

Ia memilih bungkam seribu bahasa saat ditanya mengenai respons partai terhadap kasus operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer.

Namun, di saat yang sama, ia dengan lantang mengklaim Golkar sebagai garda terdepan untuk melawan "bibit penyakit" yang mengganggu pemerintahan.

Momen ini terjadi usai Bahlil membuka Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Sulawesi Tengah di Palu, Minggu (24/8/2025), menciptakan sorotan tajam terhadap sikap partai beringin dalam menyikapi isu korupsi di lingkaran kekuasaan.

Dalam sesi tanya jawab, awak media melontarkan pertanyaan krusial mengenai kebijakan dan langkah preventif Partai Golkar untuk mencegah kadernya—yang kini mengisi 8 kursi menteri dan 3 kursi wakil menteri di Kabinet Merah Putih—terjerat korupsi.

Pertanyaan ini diajukan dengan latar belakang kasus OTT Immanuel Ebenezer yang menjadi 'noda' pertama di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Alih-alih memberikan jawaban strategis atau menenangkan, Bahlil Lahadalia yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini enggan berkomentar.

Ia secara eksplisit memilih untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut dan mengalihkan pembicaraan kembali ke topik Musda Golkar Sulteng.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (kedua kanan) berjalan menuju mobil tahanan usai dihadirkan sebagai tersangka saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (22/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc]
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (kedua kanan) berjalan menuju mobil tahanan usai dihadirkan sebagai tersangka saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (22/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc]

Sikap bungkam Bahlil menjadi sebuah ironi ketika beberapa saat kemudian, ia justru mengeluarkan pernyataan yang sangat kuat tentang komitmen partainya dalam menjaga stabilitas pemerintahan.

Baca Juga: Dari Panglima Relawan untuk Wong Cilik Menuju Tahanan KPK, Potret Immanuel Pakai Rompi Oranye

Ia menegaskan dukungan Golkar kepada Prabowo-Gibran adalah dukungan tanpa syarat.

"Dukungan ini secara murni dan konsekuen tanpa tawar-tawar," katanya.

Lebih lanjut, ia menggunakan analogi yang tajam untuk menggambarkan posisi partainya sebagai benteng pertahanan pemerintah.

"Kalau ada bibit penyakit mencoba untuk mengganggu stabilitas pemerintahan, maka garda terdepan yang akan mengganggu bibit penyakit itu adalah Partai Golkar," tegasnya.

Pernyataan ini sontak menimbulkan pertanyaan jika Golkar adalah garda terdepan melawan 'bibit penyakit', mengapa pimpinannya justru menghindari pertanyaan tentang 'penyakit' yang paling nyata dan berbahaya, yaitu korupsi?

Menjaga Citra di Tengah Badai Korupsi Perdana

OTT terhadap Wamenaker Immanuel Ebenezer oleh KPK menjadi pukulan telak bagi citra kabinet yang baru seumur jagung.

Meskipun Ebenezer adalah kader Partai Gerindra, kasus ini menjadi alarm bagi semua partai koalisi, terutama Golkar sebagai salah satu partai dengan perwakilan terbanyak di pemerintahan.

Pertanyaan media kepada Bahlil sebenarnya adalah sebuah kesempatan bagi Golkar untuk menunjukkan kepemimpinan dan komitmen anti-korupsi yang konkret.

Namun, pilihan untuk bungkam bisa diinterpretasikan sebagai upaya menghindar dari isu yang berpotensi merusak citra atau bahkan sebagai ketidaksiapan partai dalam merumuskan sikap publik terhadap isu korupsi di level elite.

Di sisi lain, Bahlil juga berusaha menegaskan bahwa loyalitas Golkar tak perlu diragukan, dengan menyebut Presiden Prabowo Subianto sebagai sosok yang memahami doktrin 'karya kekaryaan' yang diusung partainya, yaitu kesejahteraan, kecerdasan, kesehatan, dan pemerataan. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?