Tuai Kecaman Usai Hadirkan Akademisi Pro-Israel Sebagai Pembicara, Pihak UI Akui Khilaf

Sumarni Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 08:35 WIB
Tuai Kecaman Usai Hadirkan Akademisi Pro-Israel Sebagai Pembicara, Pihak UI Akui Khilaf
Tuai kecaman usai hadirkan Pro-Israel sebagai pembicara, pihak Universitas Indonesia minta maaf (X)

Suara.com - Universitas Indonesia menuai kontroversi setelah mengundang Peter Berkowitz sebagai pembicara dalam Orientasi Program Pascasarjana UI 2025.

Berkowitz dikenal luas sebagai seorang pro-Israel dan pembela genosida terhadap rakyat Palestina.

Kabar tersebut mencuat usai cuitan akun X @kastratofe menginformasikan soal kehadiran Peter Berkowitz atas undangan pihak kampus Universitas Indonesia.

“Universitas Indonesia mengundang Peter Berkowitz. Seorang pembela genosida Zionis dan Israel, sebagai pembicara di orientasi program pascasarjana UI 2025,” tulis akun tersebut dikutip pada Minggu, 24 Agustus 2025.

Peter Berkowitz bukan hanya penulis berbagai artikel yang mendukung agresi brutal di Palestina, tetapi juga pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di bawah pemerintahan Donald Trump.

Peran dan pandangannya menunjukkan keberpihakan terhadap kekerasan sistematis yang terus menindas rakyat sipil.

Selama acara orientasi, Berkowitz membawakan orasi berjudul “Pendidikan untuk Kebebasan dan Demokrasi.”

Namun, isi pidatonya justru sarat dengan sindiran terhadap mahasiswa dan dosen yang mendukung perjuangan Palestina dan mengkritik kebijakan Israel.

Langkah pihak kampus UI yang mengundang akademisi pro-Israel sebagai pembicara itu langsung menuai kecaman.

Baca Juga: Skandal Akademik? 13 Kampus RI Diragukan, Rocky Gerung Bongkar 'Kondisi Psikis' Dosen

“Katanya sih “Kampus Perjuangan Rakyat Moral” tapi rektor dan seluruh jajarannya tidak memiliki moral sama sekali ketika menjadikan akademisi zionis ke dalam lingkungan kampus UI,” kata akun @rafd***.

“@univ_indonesia Kalian benar-benar menjijikan karena membiarkan hal ini terjadi. Sementara orang-orang sekarat karena kelaparan dan dibunuh dan disaksikan langsung melalui ponsel kita, kalian bersikap seolah-olah hak asasi manusia tidak ada artinya. Dunia akademis seharusnya tidak memberi ruang bagi kepengecutan moral,” kata akun @dvsi***.

“Apa iya sekelas @univ_indonesia tidak punya empati terhadap genosida dan famine di Gaza?” ujar akun @afifa***.

Klarifikasi Pihak Universitas Indonesia

Klarifikasi pihak UI (X)
Klarifikasi pihak UI (X)

Menanggapi kontroversi tersebut, UI merilis siaran pers resmi bernomor PENG-273/UN2.HIP/HMI.03/2025.

Dalam klarifikasi itu, UI menyatakan berterima kasih atas semua kritik sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang konstruktif.

UI menegaskan tetap memegang prinsip konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menolak penjajahan dan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Komitmen ini, menurut UI, pernah ditegaskan langsung oleh Rektor saat bertemu Duta Besar Palestina pada Januari 2025.

Lebih lanjut, UI menyatakan memahami reaksi publik atas orasi Berkowitz yang dianggap menyinggung solidaritas terhadap Palestina.

Pihak kampus mengaku akan lebih selektif dan sensitif dalam memilih pembicara internasional di masa mendatang.

UI juga menyampaikan bahwa pemilihan Prof. Peter Berkowitz (Hoover Institution – Stanford University) dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (PT Pindad, alumni MIT) didasarkan pada reputasi akademik mereka.

Tujuan undangan tersebut, menurut UI, adalah untuk memberikan perspektif dari akademisi dunia dalam bidang Sosial Humaniora dan STEM.

Dalam klarifikasinya, UI menegaskan tidak berniat memberi ruang bagi agenda di luar kepentingan akademik.

Isi lengkap orasi dapat diakses publik melalui kanal YouTube resmi UI untuk menjamin transparansi.

Meski demikian, UI menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian dalam menelusuri rekam jejak Peter Berkowitz.

“UI mengakui kurang hati-hati, dan untuk itu UI menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekihlafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap pihak yang bersangkutan ,” tulis pihak kampus.

UI juga kembali menegaskan komitmennya untuk terus mendukung perjuangan bangsa dalam menghapus penjajahan dan memperkuat demokrasi di lingkungan akademik.

Ke depannya, UI berjanji akan melakukan evaluasi tata kelola agar prinsip-prinsip kemanusiaan tetap terjaga.

Kontributor : Rizka Utami

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?