Skandal Akademik? 13 Kampus RI Diragukan, Rocky Gerung Bongkar 'Kondisi Psikis' Dosen

Kamis, 07 Agustus 2025 | 21:42 WIB
Skandal Akademik? 13 Kampus RI Diragukan, Rocky Gerung Bongkar 'Kondisi Psikis' Dosen
Pengamat Politik Rocky Gerung mengungkap budaya riset yang diikuti dosen di kampus. [YouTube/Hendri Satrio Official]

Suara.com - Dunia akademik Indonesia digemparkan oleh hasil riset global yang menempatkan 13 perguruan tinggi nasional dalam daftar risiko integritas.

Temuan ini berasal dari Research Integrity Risk Index, sebuah pemeringkatan yang dikembangkan oleh Profesor Lokman Meho dari Universitas Amerika di Beirut, yang menganalisis potensi praktik riset yang tidak etis.

Menanggapi masuknya nama-nama besar seperti UI dan ITB dalam daftar tersebut, akademisi Rocky Gerung memberikan komentar tajam.

Sebagai mantan pengajar di UI, ia mengklaim memahami betul persoalan mendasar yang mengakar di lingkungan kampus.

“Saya mengajar 15 tahun di UI, saya tahu kondisi psikis dari dosen-dosen di UI yang kadangkala terbuai untuk ikut di dalam riset hanya untuk dapat sejenis uang penelitian,” kata Rocky dalam sebuah siaran di kanal YouTube-nya, Kamis (7/8/2025).

Menurut Rocky, orientasi tersebut seringkali mengorbankan kualitas dan metodologi riset.

"Tetapi kedalaman metodologi itu tidak bisa dibandingkan dengan kedalaman yang dibuat di luar negeri yang integritasnya betul-betul teruji," katanya.

Ia menilai, hasil indeks yang dipublikasikan Profesor Lokman ini seharusnya menjadi momentum evaluasi, namun yang terjadi justru sebaliknya.

Rocky mengkritik sikap defensif yang ditunjukkan oleh universitas-universitas tersebut, yang menurutnya cenderung menolak temuan dengan berbagai alasan.

"Itu menandakan bahwa kita tidak mau di-watch oleh lembaga independen, lembaga dari luar, kita hanya ingin nge-watch diri kita sendiri," ucapnya.

Bagi Rocky, keengganan untuk menerima kritik dan evaluasi eksternal inilah yang menjadi penyebab suburnya berbagai masalah akademik di tanah air.

Ia secara langsung mengaitkan mentalitas ini dengan maraknya kasus-kasus pelanggaran etika yang lebih serius.

"Itu yang juga menerangkan bagaimana kasus-kasus plagiarisme, kasus-kasus pemalsuan ijazah, kasus-kasus yang menyangkut kedangkalan analisa itu, itu bertebaran di universitas di Indonesia," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI