Pernyataan Pedas Das'ad Latif: Jangan Salahkan DPR, karena Kalian Memilihnya Dulu Terima Sogokannya

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:24 WIB
Pernyataan Pedas Das'ad Latif: Jangan Salahkan DPR, karena Kalian Memilihnya Dulu Terima Sogokannya
Aparat kepolisian menghalau pengunjuk rasa di Jalan Letjend S Parman, depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S]
Kesimpulan
  • Sebut DPR tidak dapat dibubarkan
  • Masyarakat harus selektif dan cerdas memilih anggota DPR
  • Membubarkan DPR disebut sama dengan membubarkan negara sendiri

Suara.com - Sebuah unggahan Ustadz Das'ad Latif menjadi viral di media social dan memicu perdebatan mengenai posisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga negara.

Pada unggahan di akun pribadinya @dasadlatif1212, Das'ad mengatakan DPR sebagai lembaga instrumen negara tidak bisa dibubarkan.

Membubarkan DPR kata dia, sama halnya membubarkan negara sendiri.

Das'ad juga mengatakan yang bisa dilakukan hanya selektif dan cerdas memilih anggota DPR dan jangan menyalahkan DPR, karena masyarakat Indonesia yang dahulunya menerima uang suap dari anggota DPR tersebut.

“DPR (legislatif) sebagai lembaga instrumen negara tidak bisa dibubarkan. Membubarkannya sama halnya membubarkan negara,” tulisnya dalam unggahan tersebut, dikutip Rabu (27/8/2025)

"Yang bisa dilakukan adalah selektif dan cerdas memilih anggota DPR. Jangan salahkan mereka (DPR), karena kalian memilihnya dulu menerima sogokannya," katanya menambahkan.

Pernyataan yang menohok ini secara langsung menyalahkan para pemilih yang diduga menerima sogokan sebagai penyebab terpilihnya sebagai anggota DPR.

Unggahan tersebut menjadi perbincangan warganet dan di banjiri komentar.

Dalam keterangan unggahan tersebut, Das'ad Latif menuliskan bahwa untuk Pemilu Legislatif berikutnya jangan sampai memilih calon anggota dewan karena dapat uang, melainkan memilih yang benar-benar amanah dan berpihak kepada kepentingan rakyat.

Baca Juga: Viral Konten Joget 'Dikira Rp3 Juta Itu Gede' Uya Kuya Klarifikasi

“Pilcaleg berikut, jangan memilih yang menyogok, melainkan pilihlah yang betul-betul amanah dan berpihak kepada kepentingan rakyat,” tulisnya dalam keterangan unggahan tersebut.

Unggahan ini menimbulkan berbagai reaksi warganet, ada yang setuju dengan kritik pedas Das'ad Latif, namun tidak sedikit pula yang menganggap pernyataa tersebut terlalu menyederhanakan masalah kompleks dalam sistem demokrasi.

Salah seorang warganet @dgnd**, menuliskan komentar bahwa ia merasa anggota DPR adalah cerminan dari masyarakatnya. Jika, masyarakat memilih uang suap dari anggota DPR tersebut, berartikan masyarakat yang memilih menjadi sumber daya manusia yang rendah.

“Sudah terbukti ustadz, cerminan anggota DPR adalah cerminan dari masyarakatnya, kalau terpilih karena sogokannya berarti memang masyarakat yang memilih ber-sdm rendah,” tulisnya.

Hal yang sama dirasakan @taofikul_**, mengatakan semua anggota DPR saat kampanye sangat mementingkan rakyatnya dan bagaimana kita mengetahui akhlak dari semua anggota DPR, jika hanya terpampang di Baleho saja.

“Semua saat kampanye sama saja ustadz, pro rakyat. Bagaimana kita tahu akhlaknya kalau hanya terpampang di Baleho aja,” ujarnya.

Beberapa berpendapat bahwa pernyataan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih dan menentukan pilihan politiknya, sementara ada juga yang merasa khawatir Pernyataan tersebut bisa memicu polarisasi lebih lanjut di masyarakat.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak DPR terkait pernyataan kontroversial ini.

Namun, perdebatan di media sosial akan terus berlanjut, mengingatkan kembali pentingnya integritas dalam proses pemilihan umum dan akuntabilitas wakil rakyat.

Reporter: Safelia Putri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?