Suara.com - Suasana Gedung DPR RI yang sepi di tengah demonstrasi besar menjadi sorotan publik.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Martin Manurung, menepis tudingan bahwa anggota dewan sengaja "menghilang" untuk menghindari massa aksi.
Menurutnya, kondisi tersebut murni disebabkan oleh jadwal rutin kedewanan yang telah diatur.
"Saya sih enggak pernah ngerasa mencekam ya," kata Martin dengan santai seusai memimpin rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Martin menjelaskan, Baleg memiliki jadwal yang berbeda. Berbeda dengan komisi lain yang memiliki tugas pengawasan di lapangan, Baleg fokus pada legislasi.
Ia mencontohkan, hari ini Baleg tetap menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) untuk membahas RUU PPRT.
Ia kemudian memaparkan pola kerja mingguan di DPR yang menurutnya sudah berjalan sejak lama.
Rapat-rapat internal, seperti di komisi dan badan, umumnya dipusatkan pada hari Senin, Selasa, dan Rabu.
Baca Juga: Polisi Diduga Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa Bubarkan Demo DPR, Selongsong Ditemukan di Lokasi
"Kamis itu biasanya ada kunjungan komisi, kunjungan spesifik namanya itu, yang kunjungan pengawasan ke lapangan," jelas Martin. "Jumat itu hari fraksi dan juga untuk kunjungan daerah pemilihan (Dapil)."
Karena itu, ia menegaskan bahwa sepinya gedung DPR murni kebetulan karena unjuk rasa terjadi pada hari Kamis, saat banyak anggota memang dijadwalkan berkegiatan di luar.
Ia bahkan menceritakan ada beberapa anggota Baleg yang kesulitan masuk ke kompleks parlemen akibat demonstrasi.
"Ada tadi ada kok beberapa laporan sama saya, (mereka bilang) 'saya sudah di gerbang, enggak bisa masuk'. Ya sudah enggak apa-apa (rapat) lewat Zoom," ungkapnya.
Namun, saat ditanya mengapa seluruh komisi tampak serempak tidak menggelar rapat di gedung, Martin enggan berkomentar lebih jauh.
"Oh iya, tanya pimpinan komisi. Saya kan pimpinan Baleg," ujarnya.