Namun, misteri masih menyelimuti penyebab pastinya. Keluarga tidak tahu apakah keretakan itu disebabkan oleh terjatuh atau benturan akibat kericuhan dalam unjuk rasa, atau karena kekerasan yang disengaja.
Keterangan dari Sugiono juga mengonfirmasi ketidakjelasan ini. Ia mengatakan bahwa tidak tahu persis, apakah karena jatuh atau bagaimana, namun hasil medis menunjukkan bahwa terdapat benturan pada tempurung kepala Andika.
Ketiadaan saksi mata atau bukti kuat membuat keluarga harus menerima kenyataan pahit tanpa jawaban pasti.
Keikhlasan Keluarga
Dengan hati yang hancur, ibu Andika menunjukkan ketegaran luar biasa. Sambil menahan tangis, ia menerima kepergian putranya sebagai takdir, tanpa menyalahkan siapa pun atas kejadian tragis tersebut. Sikap ikhlas ini juga menjadi keputusan seluruh anggota keluarga.
Ketua RT, Sugiono, menguatkan hal ini dengan menyatakan bahwa keluarga tidak akan melanjutkan penyelidikan hukum terkait penyebab kematian Andika, meyakini bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Keluarga sepakat untuk mengikhlaskan kepergian Andika dan tidak memperpanjang masalah.
Sikap ini tentu patut dihargai, namun di sisi lain, hal ini juga menggarisbawahi keengganan keluarga untuk memperpanjang masalah, yang mungkin disebabkan oleh rasa lelah dan duka yang teramat dalam.
Mereka memilih untuk fokus pada prosesi pemakaman dan memberikan penghormatan terakhir bagi Andika.
Prosesi Pemakaman dan Pesan Duka
Baca Juga: Kondisi Depan Gedung DPR Sepi Demonstran, Deretan Mobil TNI Keliling Amankan Jalan
Jenazah Andika dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Puri pada Senin, 1 September 2025, pukul 14.00 WIB.
Malam harinya, rumah duka di Perumahan Puri Bidara dipenuhi oleh warga, kerabat, dan teman-teman Andika yang datang untuk mengikuti tahlilan. Suasana haru dan duka menyelimuti seluruh area rumah, di mana para pelayat terus berdatangan hingga larut malam.
Kehadiran sejumlah tokoh masyarakat, termasuk Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Muhamad Amud, menunjukkan bahwa kasus ini mendapat perhatian luas.
Tragedi yang menimpa Andika menjadi pengingat yang menyakitkan bagi semua pihak, terutama bagi orang tua dan para pendidik, serta pihak pengamanan aksi demo tentang pentingnya edukasi tentang keselamatan di negara demokrasi.
Kontributor : Rizqi Amalia