Namun, tak lama kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak tersebut.
Kematian Zetro tidak hanya meninggalkan duka bagi rekan kerja di KBRI, tetapi juga keluarga kecilnya.
Ia tinggal di Lima bersama sang istri dan tiga anak yang masih kecil, setelah baru lima bulan bertugas di Peru.
Sebelumnya, Zetro pernah ditempatkan di Konsulat Jenderal RI Melbourne, Australia.
Tindak Lanjut Pihak Berwenang
Pihak kepolisian Peru segera bergerak cepat. Mayor PNP Daniel Guivar melaporkan bahwa kasus ini adalah pembunuhan kontrak pertama di distrik Lince pada 2024/2025.
Meski motif penyerangan belum diketahui, polisi tidak menutup kemungkinan adanya unsur balas dendam.
Divisi Pembunuhan dan Departemen Pendapatan Internal Jesús María bersama Divisi Investigasi Kriminal Kepolisian Lince langsung menyelidiki kasus ini.
Mereka memeriksa rekaman kamera keamanan, melakukan olah TKP, dan mengepung area sekitar untuk mencari jejak para pelaku.
Baca Juga: Diplomat RI Ditembak di Peru: Tak Terima Ancaman, Tak Bisa Bahasa Spanyol, Apa Motif Pelakunya?
Dari ciri-ciri awal, polisi menduga pelaku adalah warga negara asing yang telah merencanakan serangan tersebut jauh sebelumnya.
Pihak kepolisian juga bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Peru serta melakukan koordinasi dengan berbagai yurisdiksi di ibu kota untuk mempersempit ruang gerak para penyerang.
Rekaman kamera CCTV menjadi kunci penting dalam melacak rute kabur mereka.
Peristiwa ini tentu mengejutkan komunitas diplomatik di Peru, termasuk warga sekitar yang marah atas aksi kekerasan di ruang publik.
Gedung tempat tinggal Zetro kini berada dalam penjagaan ketat, sementara penyelidikan terus berlangsung.
Hingga saat ini, polisi belum mengungkap motif pasti penembakan. Namun dugaan kuat mengarah pada pembunuhan terencana dengan pelaku yang kemungkinan adalah pembunuh bayaran asing.