Suara.com - Sebuah pemandangan yang tidak biasa dan menyentuh terjadi di tengah panasnya aksi demonstrasi yang berlangsung pada akhir Agustus lalu.
Momen yang terekam dalam sebuah video dan kini viral di media sosial itu menunjukkan sisi lain dari sebuah unjuk rasa, di mana amarah dan tuntutan sejenak tergantikan oleh sikap takzim dan permohonan doa.
Video tersebut, yang diduga kuat direkam di Kalimantan Selatan (Kalsel), memperlihatkan kerumunan demonstran yang tiba-tiba memisahkan diri dari barisan utama.
Mereka bukan merangsek ke barisan aparat, melainkan menghampiri sebuah mobil bak terbuka. Di atas mobil itu, berdiri seorang pria berpenampilan tenang, mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan kopiah, yang diyakini sebagai seorang tokoh agama atau ulama yang dihormati.
Alih-alih ikut meneriakkan yel-yel protes, para demonstran ini justru menyodorkan botol-botol air mineral mereka kepada sosok tersebut.
Satu per satu, mereka meminta agar air minum bekal mereka didoakan, berharap mendapatkan berkah di tengah perjuangan menyuarakan aspirasi.
Pria di atas mobil itu pun dengan sabar melayani permintaan mereka, menadahkan tangan dan memanjatkan doa untuk setiap botol yang disodorkan.
Pemandangan ini menciptakan kontras yang tajam. Hanya beberapa meter dari mobil bak tersebut, seorang orator masih dengan lantang dan berapi-api menyuarakan tuntutan melalui pengeras suara.
Namun, fokus sebagian massa seolah teralihkan pada ritual dadakan yang penuh ketenangan itu.
Baca Juga: GMNI Geruduk DPR: Indonesia Emas Omong Kosong Jika Guru Lapar dan Sekolah Roboh
Saking banyaknya permintaan, sosok ulama tersebut sempat terlihat kewalahan, namun tetap berusaha melayani para demonstran.
Tak butuh waktu lama, unggahan video ini langsung meledak di berbagai platform media sosial, memancing ribuan komentar dari warganet.
Selebritas Dinar Candy bahkan ikut meninggalkan komentar singkat namun penuh makna, "Lah," yang seolah mewakili keheranan banyak orang.
Komentar warganet pun beragam, mulai dari yang memuji hingga yang menanggapinya dengan humor.
"Ada-ada aja warga. Salut, mereka masih menghormati ulama dan salut Pak Ketua DPRD Kalsel mau turun mendengarkan aspirasi demonstran. Nah, begini kan bagus. Kalian keren," tulis seorang warganet, menyoroti sisi positif dari kejadian tersebut.

Ada pula yang melihatnya sebagai cerminan khas karakter masyarakat Indonesia.
"Gini-gini yang bikin (masih) cinta Indonesia. Orang-orangnya ada aja ulahnya. Tapi pemerintahnya memang parah sih," tutur warganet lain.
Sementara itu, beberapa komentar bernada humor juga bermunculan, mencoba menebak isi hati sang ulama.
"Dalam hati habibnya, 'Sudah, iyain aja daripada diikutin sampai depan'," kelakar seorang pengguna media sosial.
Terlepas dari berbagai interpretasi, momen ini menjadi bukti bahwa sebuah demonstrasi tidak melulu soal ketegangan dan konflik.
Di dalamnya, terselip sisi humanis, religius, dan bahkan humor yang menunjukkan betapa kompleks dan berwarnanya ekspresi masyarakat Indonesia dalam menyuarakan pendapat mereka.