- Sri Mulyani disebut langsung mengajukan pengunduran diri usai kejadian penjarahan rumahnya, tapi Istana menyebut reshuffle murni hak prerogatif Presiden Prabowo.
- Publik bingung karena belum ada pernyataan resmi dari Sri Mulyani, sementara pemerintah tak menjelaskan alasan reshuffle secara rinci.
- Hilangnya figur Sri Mulyani dari posisi Menkeu langsung memicu kepanikan pasar, IHSG turun dan investor bersikap wait and see.
Suara.com - Reshuffle Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menuai sorotan publik, apakah benar dicopot Presiden Prabowo Subianto atau mengundurkan diri?
Jauh sebelum pengumuman reshuffle pada Senin, 8 Agustus 2025, isu Sri Mulyani mundur dari Kabinet Merah Putih sudah menggema dan viral di sosial media.
Jurnalis senior Tempo yang mengaku mendapatkan informasi valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara blak-blakan membenarkan Sri Mulyani ajukan pengunduran diri.
Disebutkan, Sri Mulyani pada hari Minggu, 31 Agustus 2025, datang ke Hambalang untuk bertemu langsung Presiden Prabowo dalam rangka mengajukan surat pengunduran diri.
Tak hanya sekali, Sri Mulyani mengungkapkan niat untuk resign ini juga di sela-sela sidang Kabinet dengan Ketua Partai di hari yang sama.

Sri Mulyani disebutkan cukup emosional dengan penjarahan di rumahnya karena tak mendapatkan perlindungan ketat dari negara.
"Sebagai Menteri Keuangan pasti sangat kecewalah ya, seorang Menteri Keuangan yang punya peran penting, strategis di kepemerintahan tapi tidak dilindungi secara memadai," beber Jurnalis Retno Sulistyowati dilansir pada Senin, 8 September 2025 dalam tayangan 'Jelasin Dong!' di Channel Youube Tempodotco.
Ditambahkan, Sri Mulyani sudah meminta pengamanan langsung pada Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Namun pasukan yang dikerahkan untuk mengamankan rumah Sri Mulyani justru hanya 20 personel. Padahal massa yang datang untuk menjarah rumahnya sampai ribuan .
Baca Juga: Daftar Lengkap Reshuffle Kabinet: Prabowo Tunjuk 5 Menteri Baru dan Bentuk Kementerian Haji
Tayangan Tempo kali ini yang kemudian viral semakin menguatkan tentang pengunduran diri
Dua hari setelah pembahasan Sri Mulyani mundur, ternyata benar Menteri Keuangan yang sudah menjabat dari era Presiden SBY ini keluar dari Kabinet Merah Putih.
Terbukti direshuffle, publik tetap mempertanyakan apakah Sri Mulyani dicopot atau mengundurkan diri?
Versi Istana Negara menyebutkan Sri Mulyani diganti bukan karena dicopot atau mengundurkan diri.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan pergantian Menteri Keuangan karena hak prerogatif presiden atas dasar evaluasi.
"Ya bukan mundur, bukan dicopot. Bapak presiden selaku kepala negara dan pemerintahan tentunya kita semua paham bahwa beliau memiliki hak prerogatif maka kemudian atas evaluasi beliau memutuskan untuk melakukan perubahan formasi," kata Prasetyo pada 8 September 2025.
Dia tak membeberkan alasan secara jelas kenapa Sri Mulyani direshuffle.
"Pertanyaan kenapa bukan mundur atau enggak. Bismillah gitu loh, apa yang menjadi keputusan bapak presiden kita doakan bersama-sama. Semoga itu menjadi keputusan yang membawa kebaikan bagi kita semua," tambahnya.
Sementara itu, pihak Sri Muyani belum memberikan pernyataan resmi sampai berita ini ditulis tentang penyebab reshuffle dirinya dari kabinet Merah Putih.
![Sri Mulyani saat Rakortas Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi, 25 Juli 2025 [Instagram/Sri Mulyani]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/08/74626-sri-mulyani.jpg)
Dampak Sri Mulyani Direshuffle
Keputusan Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan atau reshuffle kabinet perdananya langsung disambut reaksi negatif oleh pasar keuangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat rontok 100,49 poin atau 1,28 persen ke level 7.766 pada penutupan perdagangan, Senin, 8 September 2025.
Kalangan pengusaha menilai, kecemasan investor ini merupakan respons wajar, terutama akibat hilangnya figur Sri Mulyani Indrawati dari posisi krusial sebagai Menteri Keuangan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menyatakan bahwa para investor saat ini mengambil sikap menunggu (wait and see) untuk memahami arah kebijakan ekonomi dari para menteri baru.
Menurutnya, tujuan perombakan kabinet ini sejatinya adalah untuk efisiensi dan penguatan kinerja pemerintahan.
“Begitu terjadi pergantian, wajar kalau pasar bereaksi negatif dulu. Investor masih menunggu arah kebijakan dari Menteri Keuangan yang baru. Intinya, kepercayaan pasar harus segera dibangun kembali,” katanya.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah