Terinspirasi Indonesia, Ribuan Pemuda Nepal Demonstrasi dan Bakar Gedung DPR

Bernadette Sariyem Suara.Com
Selasa, 09 September 2025 | 17:40 WIB
Terinspirasi Indonesia, Ribuan Pemuda Nepal Demonstrasi dan Bakar Gedung DPR
Ribuan rakyat Nepal yang didominasi pemuda membakar gedung DPR federal dalam aksi menentang pemblokiran media sosial dan korupsi pemerintah. Mereka mengaku terinspirasi dari Indonesia. [X]
Baca 10 detik

Suara.com - Terpinsiprasi dari Indonesia, rakyat Nepal berdemonstrasi menentang pemblokiran media sosial dan korupsi pemerintah, yang berujung pada pembakaran gedung DPR atau parlemen federal negara tersebut.

Dikutip dari Reuters, Selasa (9/9/2025), aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan anak muda yang mencoba menerobos barikade dan masuk ke gedung parlemen, Senin (8/9).

Pihak berwenang juga memberlakukan jam malam darurat di sekitar gedung parlemen, untuk mengendalikan situasi yang memanas.

Ketegangan meletus setelah pemerintah Nepal memblokir akses ke sejumlah platform media sosial, termasuk Facebook, pada pekan lalu.

Alasan resmi pemblokiran adalah karena platform-platform tersebut gagal mendaftar kepada otoritas setempat sebagai bagian dari upaya pemerintah menindak penyalahgunaan dunia maya.

Pemerintah mengklaim bahwa banyak pengguna dengan identitas palsu telah menyebarkan ujaran kebencian, berita bohong, serta melakukan penipuan dan kejahatan lainnya melalui platform tersebut.

Namun, kebijakan ini memicu kemarahan publik, terutama di kalangan anak muda.

Ribuan demonstran di Nepal menggelar aksi menentang pemblokiran media sosial dan korupsi pemerintah, Senin (8/9). Mereka membakar gedung parlemen federal, karena terinspirasi Indonesia. [X]
Ribuan demonstran di Nepal menggelar aksi menentang pemblokiran media sosial dan korupsi pemerintah, Senin (8/9). Mereka membakar gedung parlemen federal, karena terinspirasi Indonesia. [X]

Ribuan demonstran, termasuk para pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah dan universitas, turun ke jalan-jalan di Kathmandu sambil membawa bendera nasional dan spanduk protes.

Situasi menjadi tidak terkendali ketika massa mencoba menerobos barikade kawat berduri yang dipasang polisi, untuk menghalau mereka mendekati gedung parlemen.

Baca Juga: Emil Audero Tak Tergantikan di Timnas Indonesia saat FIFA Matchday

“Kami telah memberlakukan jam malam yang akan berlaku hingga pukul 10 malam waktu setempat untuk mengendalikan situasi setelah para pengunjuk rasa mulai bertindak anarkis,” kata Muktiram Rijal, juru bicara kantor distrik Kathmandu.

Rijal menambahkan, polisi telah diberi perintah untuk menggunakan meriam air, pentungan, dan peluru karet untuk mengendalikan kerumunan.

Para pengunjuk rasa menyuarakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah melalui slogan-slogan tajam di poster mereka, seperti “Matikan Korupsi, Bukan Media Sosial”, “Buka Blokir Media Sosial”, dan “Anak Muda Lawan Korupsi”.

Sementara di media sosial X, para pemuda Nepal mengakui mereka terinspirasi dari aksi perlawanan pemuda Indonesia pada akhir Agustus.

"Terinspirasi oleh Indonesia, demonstrasi besar-besaran pemuda di Nepal sedang berlangsung saat ini, memprotes korupsi dan ketimpangan. Mereka telah membakar gedung parlemen. Nepal telah melarang semua media sosial," tulis pengguna X, Ashok Kumar.

Bagi banyak warga di negara Himalaya tersebut, korupsi dianggap merajalela.

Pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli telah lama menuai kritik dari para oposan, karena dinilai gagal memenuhi janji-janji kampanyenya.

Langkah Nepal untuk mematikan media sosial ini sejalan dengan tren global di mana banyak pemerintah—termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Brasil, India, Tiongkok, dan Australia—berupaya memperketat pengawasan terhadap raksasa teknologi.

Alasan yang dikemukakan beragam, mulai dari kekhawatiran atas misinformasi, privasi data, hingga keamanan nasional.

Namun, para kritikus khawatir langkah-langkah semacam ini berisiko membungkam kebebasan berekspresi.

Di sisi lain, para regulator berpendapat bahwa kontrol yang lebih ketat sangat diperlukan untuk melindungi pengguna dan menjaga ketertiban sosial.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI