Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 01 Oktober 2025 | 09:39 WIB
Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan
Ilustrasi perempuan menyuarakan pendapatnya di dalam demo (freepik.com/freepik)
Baca 10 detik
  • Kesetaraan gender belum tercapai dalam sistem demokrasi kapitalis.

  • Peran ibu rumah tangga krusial namun sering diremehkan.

  • Perempuan perlu membangun jaringan untuk memperkuat partisipasi dan kepemimpinan.

"Bahwa yang di sektor yang dianggap minor, itu ada ketimpangan gender juga," imbuhnya, menekankan perlunya perhatian lebih terhadap isu ini.

Dosen di program studi kajian gender, SKSG UI, Hariati Sinaga, dalam diskusi Perempuan & Ibu, Suara Setara untuk Demokrasi di Jakarta, Selasa (30/9/2025). [Suara.com/Safelia Putri]
Dosen di program studi kajian gender, SKSG UI, Hariati Sinaga, dalam diskusi Perempuan & Ibu, Suara Setara untuk Demokrasi di Jakarta, Selasa (30/9/2025). [Suara.com/Safelia Putri]

Menanggapi tantangan tersebut, Hariati Sinaga mendorong perempuan untuk tidak hanya mengandalkan jalur pekerjaan tradisional.

"Kita tidak bisa mengandalkan dari bekerja tradisional, tapi bekerja membangun jaringan-jaringan," sarannya, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan koneksi untuk mencapai kemajuan.

Pada akhir paparannya, Hariati Sinaga menyerukan pentingnya partisipasi aktif semua lapisan masyarakat, khususnya ibu-ibu, dalam perjuangan kesetaraan.

"Semua kelas, itu tidak harus laki-laki, tapi bisa ibu-ibu," katanya, menyiratkan bahwa perempuan memiliki kapasitas dan hak yang sama untuk memimpin dan berkontribusi.

Ia juga menegaskan prinsip dasar demokrasi, "Karena kebebasan berpendapat adalah hak asasi manusia."

Dengan semangat tersebut, Hariati Sinaga mengajak semua pihak untuk bersatu.

"Bagaimana kita bersama-sama memperjuangkan kesetaraan ini," pungkasnya, dengan ajakan untuk aksi kolektif demi terwujudnya demokrasi yang setara dan inklusif.


Reporter: Safelia Putri

Baca Juga: Perempuan Masih Jadi Objek Politik? Kritik Pedas Mahasiswi untuk Demokrasi Indonesia

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI