Setelah Udang, Kini Cengkeh Indonesia Dihantam Radiasi Nuklir Cesium-137, Amerika Blokir Ekspor

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 15:49 WIB
Setelah Udang, Kini Cengkeh Indonesia Dihantam Radiasi Nuklir Cesium-137, Amerika Blokir Ekspor
Anggota Tim Khusus Pelaksana mengukur tingkat paparan radiasi terhadap temuan yang tercemar Cesium-137 (Cs-137) saat dekontaminasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (2/10/2025). Pemerintah menetapkan Kawasan Industri Modern Cikande dengan status kejadian khusus cemaran radiasi Cs-137 setelah dua pekan terakhir Satgas Penanganan Radiasi Cesium-137 bekerja intensif di lapangan, sementara seluruh aktivitas di dalam kawasan kini sepenuhnya di bawah kendali satgas sebagai langkah strategis untuk memastikan penanganan yang menyeluruh, terukur dan aman bagi lingkungan serta kesehatan publik. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/tom.
Baca 10 detik
  • FDA Amerika menemukan zat radioaktif Cesium-137 pada produk cengkeh dari PT NJS
  • Temuan ini merupakan kasus kontaminasi radioaktif kedua setelah sebelumnya paparan serupa terdeteksi pada udang beku dari PT BMS
  • Investigasi awal menunjuk pabrik baja PT PMT di Cikande sebagai sumber kontaminasi

Suara.com - Ancaman kontaminasi zat radioaktif pada produk ekspor andalan Indonesia semakin meluas dan mengkhawatirkan. Setelah udang beku, kini giliran komoditas cengkeh yang terdeteksi mengandung zat radioaktif berbahaya, Cesium-137 (Cs-137).

Temuan ini diungkap oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), yang langsung mengambil tindakan tegas dengan memblokir impor dari perusahaan terkait.

Pemerintah Indonesia bergerak cepat merespons krisis yang dapat mencoreng citra produk nasional di pasar global ini. Satuan tugas (Satgas) Cesium 137 yang sebelumnya dibentuk untuk menangani kasus udang, kini memperluas cakupan investigasinya untuk menelusuri sumber paparan radiasi pada cengkeh.

Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Khrishna Hasibuan, mengonfirmasi bahwa pemerintah telah menerima laporan resmi dari Amerika Serikat dan akan segera memulai penyelidikan.

Fokus satgas yang selama ini terkuras untuk menangani udang, kini harus terbagi untuk mengungkap misteri kontaminasi pada salah satu rempah utama Indonesia.

"Soal cengkeh akan kami mulai investigasi, sambil terus menangani soal udang," ujar Bara Khrishna Hasibuan sebagaimana dilansir Antara, Jumat (3/10/2025).

Ia mengakui bahwa laporan mengenai cengkeh ini merupakan perkembangan baru yang harus segera ditindaklanjuti.

"Kami baru menerima report dari Pemerintah AS soal komoditas cloves yang contaminted dan baru akan melakukan investigasi soal itu. Selama ini yang kami lakukan adalah penanganan soal product udang yang contaminated," katanya.

Dalam laporan resminya, FDA secara spesifik menemukan paparan Cs-137 pada cengkeh yang dikirim oleh perusahaan eksportir, PT NJS. Sebagai langkah proteksi konsumen di negaranya, FDA tidak main-main dan langsung memblokir seluruh impor rempah-rempah yang berasal dari perusahaan tersebut.

Baca Juga: Cikande Ditetapkan Sebagai Daerah Terpapar Radiasi

Kasus ini menjadi lonceng peringatan kedua bagi Indonesia. Sebelumnya, pada Agustus lalu, FDA juga mendeteksi kontaminasi Cs-137 pada produk udang beku yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS). Temuan itulah yang memicu pembentukan Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137.

Hasil penyelidikan satgas pada kasus udang menunjukkan titik terang yang mengerikan. Sumber kontaminasi diduga kuat berasal dari sebuah pabrik baja, PT PMT, yang berlokasi di kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Pabrik ini diketahui menggunakan bahan baku berupa scrap metal atau serbuk besi bekas dalam proses produksinya.

Dugaan terkuat adalah partikel radioaktif Cesium-137 menyebar melalui udara dari cerobong asap pabrik baja tersebut dan mengontaminasi lingkungan sekitar. Skenario ini diperkuat oleh fakta bahwa fasilitas pengemasan udang milik PT BMS hanya berjarak kurang dari dua kilometer dari lokasi pabrik PT PMT, membuatnya sangat rentan terhadap paparan polusi udara.

Penyelidikan pemerintah tidak berhenti di situ. Tim gabungan juga menemukan fakta mengejutkan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebanyak 14 kontainer berisi scrap metal yang diimpor dari Filipina terdeteksi positif mengandung Cesium-137.

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa sumber masalah tidak hanya berasal dari proses produksi lokal, tetapi juga dari bahan baku impor yang tidak terawasi dengan baik, serta kontaminasi silang melalui kontainer yang digunakan dalam rantai pasok ekspor.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI