- Muncul seruan rekonsiliasi setelah Mardiono disahkan sebagai Ketum PPP lewat SK Menkum.
- Momentum ini mesti dimanfaatkan kader agar membawa PPP kembali masuk ke parlemen
- ader PPP juga diminta menyudahi konflik pasca Mardiono disahkan sebagai ketum.
Suara.com - Muncul seruan rekonsilisasi di internal PPP setelah Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum mengesahkan Muhammad Mardiono sebagai ketua umum partai. Usulan itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PPP, Imam Fauzan.
Dia menyebut adanya penetapan Mardiono sebagai Ketum lewat Muktamar dianggap harus dimanfaatkan para kader untuk mengembalikan citra PPP yang sempat ambruk. Menurutnya,PPP harus bangkit lagi untuk mengerek elektabilitas sehingga bisa masuk lagi ke parlemen.
“Kami berharap ada proses rekonsiliasi yang sungguh-sungguh," ujarnya ditulis pada Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, terpenting saat ini adalah menjaga hasil Muktamar yang telah menetapkan Mardiono sebagai ketum.
“Yang harus dijaga bersama adalah hasil Muktamar yang sah, karena itulah dasar legitimasi organisasi. Tanpa harus terikat dengan jabatan dalam struktur partai,” ujarnya.
“sekali lagi yang harus kita jaga adalah hasil muktamar yang menetapkan Pak Mardiono sebagai Ketua Umum, jabatan lain bisa kita rundingkan. Setelah itu kita bisa bergerak bersama memperkuat struktur dan soliditas kader di semua tingkatan,” imbuh Imam.
Imam juga menyoroti faktor utama yang menyebabkan suara PPP terus menurun dalam beberapa pemilu terakhir, yakni adanya dualisme kepemimpinan yang selalu muncul menjelang kontestasi politik.
“Seluruh kader harus mengambil pelajaran dari periode-periode yang lalu, PPP ini kerap tergerus suaranya karena dualisme kepemimpinan menjelang pemilu,” ujarnya.
Sebabnya, lanjut imam, hal seperti ini harus segera diakhiri. Tidak boleh lagi ada tarik-menarik kepentingan yang justru melemahkan partai, kepentingan partai di atas kepentingan apapun.
Baca Juga: Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
Ia mengajak seluruh kader untuk menutup perbedaan dan menatap ke depan dengan semangat persatuan.
“Sudah saatnya menunjukkan hal-hal positif kepada masyarakat, bukan hal-hal negatif yang tidak menunjukkan khittah PPP. Kita semua harus bersatu dan bangkit kembali, bekerja untuk umat dan bangsa,” tandasnya Imam.
Sebelumnya, dalam Muktamar X PPP terjadi dualisme kepemimpinan. Pasalnya, dari dua pimpinan yang maju dalam pemilihan Ketua Umum, yakni Mardiono dan Agus Suparmanto, keduanya mengklaim juga mereka menang secara aklamasi.
Sebelum aklamasi terjadi, Muktamar X Partai berlambang Kabah ini juga sempat diwarnai aksi saling serang di antara kedua kelompok.
Keduanya loyalis sama-sama melakukan aksi saling serang, bahkan kursi yang ada dalam ruang muktamar, beterbangan akibat dilempar oleh para peserta.
Kekinian, kubu Agus Suparmanto pun menolak SK Menkum Supratman Andi Atgas yang mengesahkan kepengurusan PPP kubu Mardiono.