- Kendala utama evakuasi adalah satu lempengan beton besar yang labil dan berisiko meruntuhkan sisa bangunan
- Data korban terkini mencapai 39 orang tewas, dengan 27 orang lainnya masih dalam pencarian
- Memasuki hari ketujuh, tim SAR gabungan mulai mengalami kelelahan fisik dan mental
Suara.com - Proses evakuasi korban tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menghadapi tantangan kritis yang mengancam nyawa tim penyelamat dan harapan bagi 27 korban yang masih terjebak. Satu lempengan beton besar yang menempel secara labil menjadi penghalang utama, memaksa tim SAR gabungan untuk menghentikan sementara pembongkaran puing secara masif.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, mengungkapkan bahwa posisi beton tersebut sangat berbahaya.
Salah langkah dalam pemotongan atau pemindahan dapat memicu keruntuhan susulan pada struktur bangunan yang tersisa, membahayakan semua orang di lokasi. Untuk mengatasi masalah teknis yang rumit ini, tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya didatangkan.
"Cuma ada satu kendala, beton ada yang menempel di sebelah kiri, Pak Muji dari ITS akan datang sehingga pemotongan beton tak menyebabkan gedung itu akan rusak atau runtuh," ujar Budi dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (5/10/2025).
Hingga hari ketujuh pasca-tragedi, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, dan relawan terus berpacu dengan waktu. Mayoritas korban yang telah ditemukan meninggal dunia berada di lantai dasar bangunan, yang diduga menjadi titik pusat keruntuhan.
"Setahu saya ternyata itu kebanyakan korban ditemukan di lantai satu," kata Budi Irawan.
Di tengah situasi genting tersebut, Direktur Operasional Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menyatakan pihaknya tengah menyusun strategi alternatif.
Tim berupaya membuka jalur evakuasi baru dari sisi kanan bangunan untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh beton 'jebakan' di sisi kiri.
"Kita maksimalkan seperti tadi malam berlanjut. Kami mohon doa restunya," ujar Yudhi, mengisyaratkan operasi penyelamatan yang tak kenal lelah meski penuh risiko.
Baca Juga: Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
Kelelahan Tim dan Angka Korban yang Terus Bertambah
Memasuki hari ketujuh pencarian, kondisi fisik dan mental para petugas di lapangan mulai menunjukkan penurunan. Kelelahan menjadi musuh tak terlihat yang harus dihadapi di tengah upaya penyelamatan yang heroik. Mayjen TNI Budi Irawan menyoroti pentingnya menjaga kesehatan para personel agar operasi tetap bisa berjalan optimal.
"Di hari ketujuh ini saya lihat kondisi dari anggota sudah mulai menurun. Kami berharap tiap-tiap bagian dari Basarnas, BPBD, maupun dari Kodim dan relawan agar bisa menjaga kesehatan," terangnya.
Hingga Minggu sore, data resmi mencatat jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 39 orang, sementara proses evakuasi baru berjalan sekitar 60 persen.
Angka ini diperkirakan masih bisa bertambah, mengingat 27 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan diduga kuat tertimbun di bawah reruntuhan bangunan ponpes.