Tragedi Al Khoziny Picu Audit Nasional, Pesantren di Atas 100 Tahun Jadi Prioritas

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:38 WIB
Tragedi Al Khoziny Picu Audit Nasional, Pesantren di Atas 100 Tahun Jadi Prioritas
Ilustrasi pondok pesantren. (Antara Foto)
Baca 10 detik
  • Pemerintah akan segera melakukan audit dan rehabilitasi keamanan gedung pesantren di seluruh Indonesia
  • Kebijakan ini merupakan respons langsung atas tragedi ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny
  • Cak Imin menegaskan bahwa program ini adalah arahan dari Presiden Prabowo

Suara.com - Pemerintah mengambil langkah tegas pasca-insiden ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang merenggut puluhan korban jiwa. Sebuah mekanisme audit dan rehabilitasi keamanan untuk setiap gedung di lingkungan pesantren kini tengah disiapkan, dengan fokus utama pada bangunan-bangunan berusia seabad lebih.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyatakan bahwa sebagai langkah awal, pemerintah akan memprioritaskan audit dan perbaikan pada bangunan pesantren yang sudah sangat tua dan dinilai rawan.

Upaya ini akan dikoordinasikan secara langsung dengan Kementerian Agama untuk memastikan efektivitasnya.

“Saya dengan Pak Menteri Agama dan juga berbagai kementerian akan terus melakukan kerja-kerja bersama mengatasi berbagai hal menyangkut penyelamatan pesantren dengan usia sangat tua di atas 100 tahun dan bangunan-bangunan yang rawan,” kata Cak Imin, usai bertemu dengan Menteri Agama Nazaruddin Umar di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurut Cak Imin, pendataan terhadap bangunan-bangunan berisiko tinggi ini telah dimulai oleh Kementerian Agama bersama lembaga terkait.

Ia menekankan bahwa langkah ini merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo yang menegaskan tidak boleh ada lagi santri yang menjadi korban akibat robohnya bangunan pondok pesantren di masa mendatang.

“Kita akan evaluasi dan akan kita mulai dari pesantren yang paling tua dan yang paling rawan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan,” tutur dia.

Dalam pertemuan tersebut, desain awal mekanisme audit dan rehabilitasi juga telah dibahas. Hasil pendataan pesantren dengan risiko tinggi akan menjadi landasan bagi pemerintah untuk melakukan intervensi lebih lanjut guna menjamin keselamatan para santri.

Sementara itu, tragedi di Pondok Pesantren Al Khoziny menyisakan duka mendalam. Proses evakuasi korban reruntuhan secara resmi dinyatakan berakhir pada Selasa (7/10) dini hari.

Baca Juga: Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Pemerintah Bentuk Satgas Audit Bangunan Pesantren

Seluruh petugas pencarian dan pertolongan gabungan telah memastikan tidak ada lagi korban yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data akhir yang memilukan. Dari seluruh rangkaian operasi SAR, ditemukan total 61 jenazah dari balik reruntuhan.

Angka ini termasuk tujuh potongan bagian tubuh yang masih dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

Secara keseluruhan, jumlah korban tercatat sebanyak 165 jiwa. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan selamat dengan rincian 4 santri masih dalam perawatan intensif, 99 telah diizinkan kembali ke rumah, dan satu orang tidak memerlukan perawatan medis.

Pasca-evakuasi, lokasi kejadian kini disterilkan untuk dibersihkan dari sisa temuan jenazah dan material berbahaya lainnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI