- Video viral seorang relawan perempuan yang mengancam akan demo memakai BH dan CD di Mabes Polri menuai kritik tajam dari diaspora Indonesia di Belanda
- Dimas menyebut aksi tersebut sebagai tindakan yang tidak masuk nalar, memalukan, dan merupakan cerminan bahwa "negeri ini sedang sakit" akibat fanatisme buta
- Ia mengajak publik untuk tidak menormalisasi tindakan yang merendahkan harga diri dan etika demi kepentingan politik, karena hal tersebut akan merusak lingkungan sosial bagi generasi mendatang
Suara.com - Jagat maya Indonesia kembali dihebohkan oleh video seorang relawan perempuan pendukung Jokowi yang dengan berapi-api mengancam akan menggelar aksi demonstrasi tak lazim di Mabes Polri.
Pernyataan kontroversialnya untuk turun ke jalan hanya dengan mengenakan BH dan celana dalam (CD) sontak menjadi perbincangan panas, bahkan gaungnya sampai ke Eropa.
Sorotan tajam datang dari diaspora Indonesia yang bermukim di Belanda, Dimas Budi Prasetyo. Melalui akun media sosialnya, ia mengungkapkan rasa heran sekaligus jijik terhadap aksi yang dinilainya telah menabrak nalar dan etika tersebut.
"Pertama melihat berita ini sliweran, saya berpikir kasihan benar Pak Jokowi dengan punya pendukung militan seperti ini. Tapi setelah melihat videonya langsung, bagaimana dengan meyakinkannya si ibu ini ngomong, kemudian disambut gegap gempita pendukung yang lain, saya jadi berubah pikiran," tulis Dimas, dikutip dari akun Facebooknya, Rabu (8/10/2025).
Menurut Dimas, fenomena ini menunjukkan bagaimana kekuasaan ditopang oleh pendukung yang ia sebut militan namun kehilangan akal sehat. Ia mempertanyakan kewarasan di balik ancaman yang mengorbankan harga diri tersebut.
"Sekarang mari kita pikir secara logika, apakah ada orang yang waras, mau melakukan hal memalukan seperti ini? Jangankan demi politisi yang didukung, wanita dipaksa seperti ini demi keluarganya saja, akan berpikir ribuan kali," ujar Dimas.
Alumni Universitas Gadjah Mada ini lantas menyoroti apa yang dipertaruhkan oleh relawan tersebut dengan mengumbar rasa malu.
"Harga diri, rasa malu yang diumbar seperti ini, apa sih yang dipertaruhkan? Posisi? Jabatan? Uang? Ya, mau tidak mau kita harus paham negeri ini sedang sakit. Hingga banyak orang mau saja melakukan hal-hal macam ini," tambahnya.
Untuk diketahui, dalam video yang viral, perempuan tersebut dengan lantang menyuarakan ancamannya sebagai bentuk protes karena merasa Presiden Jokowi dan keluarganya terus-menerus dirundung (dibully).
Baca Juga: Eks Kabareskrim Susno Duadji Sebut Roy Suryo Cs Tak Bisa Jadi Tersangka Ijazah Jokowi, Ini Alasannya
“Jadi Mabes Polri harus cepat selesaikan ini. Saya organisasi perempuan, kita 500 perempuan akan turun memakai BH dan celana dalam untuk Mabes Polri,” ujar perempuan itu berapi-api.
Dimas menilai, terlepas dari apakah ancaman itu serius atau hanya gertak sambal, tindakan tersebut telah mempermalukan dirinya sendiri dan kaum perempuan secara umum. Ia pun yakin tidak semua pendukung akan sepakat dengan cara-cara seperti ini.
"Saya yakin, masih banyak pendukung keluarga Solo yang masih waras dan pasti juga jijik melihat tingkah perempuan ini," tutur Dimas.
Lebih jauh, ia mengajak masyarakat untuk tidak menormalisasi tindakan-tindakan yang merusak tatanan etika dan moral, seperti menjilat kekuasaan, membuang harga diri, hingga menghalalkan kecurangan demi fanatisme buta.
"Jangan normalisasi menjadi penjilat, jangan normalisasi tindakan membuang harga diri, jangan normalisasi hal-hal curang dan culas, jangan normalisasi tindakan yang tidak punya etika, dan banyak lagi," sambungnya.
Dimas menegaskan bahwa nuraninya tidak bisa tinggal diam melihat hal yang ia sebut sebagai "ketololan" terus dibiarkan atas nama fanatisme yang membuat manusia enggan berpikir jernih.