- ESDM pimpinan Bahlil Lahadalia mendapat skor paling buncit dari semua Kementerian.
- Riset IndoStrategi menggunakan metode purposive sampling dengan melibatkan 424 responden dari 34 provinsi.
- Kemdikdasmen pimpinan Abdul Mu'ti mendapat nilai tinggi dengan 3,35 poin.
Suara.com - Lembaga survei IndoStrategi merilis hasil riset terbarunya soal penilaian terhadap kinerja Kementerian kabinet Prabowo-Gibran dalam satu tahun menjabat.
Hasilnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pimpinan Bahlil Lahadalia mendapat skor paling buncit dari semua Kementerian.
Direktur Eksekutif IndoStrategi, Ali Noer Zaman, menjelaskan, survei atau riset dilakukan dari awal September hingga 13 Oktober 2025.
Riset IndoStrategi menggunakan metode purposive sampling dengan melibatkan 424 responden dari 34 provinsi.
Responden dipilih berdasarkan kriteria pendidikan minimal strata satu (S1) dan memiliki pekerjaan tetap, mencakup guru, dosen, aktivis, karyawan, hingga pengusaha.
Selain wawancara langsung, riset ini juga menganalisis sumber berita daring dan luring, dokumen resmi pemerintah, serta pandangan para pengamat dan akademisi.
Kementerian dengan kinerja baik nantinya diberi nilai 5 poin.
"Berdasarkan grafik yang kami sajikan, semua kementerian mendapatkan skor kinerja sedang. Namun demikian, terdapat variasi skor yang signifikan," jelas Ali Noer Zaman dalam paparannya di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).
Dalam paparannya, disebutkan bahwa dari 47 Kementerian, Kementerian ESDM mendapat skor paling rendah yakni hanya 2,74 poin.
Baca Juga: Bahlil Baru Loloskan 4 dari 190 Perusahaan Tambang untuk Kembali Beroperasi
Ali memaparkan faktor positif dan negatif dari aspek penilaian terhadap Kementerian ESDM.
Faktor positif misalnya program hilirisasi minerba, terutama nikel, menjadi fondasi pembangunan nasional; berhasil meningkatkan nilai tambah dan devisa negara secara signifikan.
Kemudian, kebijakan satu pintu impor BBM membantu negara mendapatkan renting untuk efisiensi distribusi energi. Hingga transisi energi menuju net mendukung industrialisasi berbasis sumber daya alam; dilakukan secara bertahap dan beberapa blok strategis meskipun belum signifikan secara nasional.
Adapun faktor negatifnya dari kinerja ESDM misalnya, isu lingkungan serius: banyak tambang nikel baru dibuka di daerah critical (satu Ampar), sementara kebijakan ESDM sering mengorbankan aspek lingkungan.
Lalu ada transisi energi bersih lamban: ketergantungan pada batu bara masih tinggi dan roadmap energi hijau belum jelas. Kemudian, kinerja komunikasi publik Menteri lemah, sering mengeluarkan data diimbangi eksekusi konkret di lapangan.
Sementara itu berikut adalah 10 Peringkat Teratas Kinerja Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran menurut IndoStrategi: