Pencurian Kilat di Museum Louvre, Perhiasan Tak Ternilai Raib

Agung Pratnyawan Suara.Com
Senin, 20 Oktober 2025 | 17:07 WIB
Pencurian Kilat di Museum Louvre, Perhiasan Tak Ternilai Raib
Museum Louvre, Paris.[Pexels/Pixabay]

Jalan di sepanjang Sungai Seine pun ditutup sementara untuk proses investigasi.

Kementerian Kebudayaan kemudian merilis daftar barang yang dicuri:

  • Sebuah tiara dan bros milik Permaisuri Eugénie, istri Napoleon III
  • Kalung dan anting zamrud milik Permaisuri Marie-Louise, istri Napoleon I
  • Sebuah tiara, kalung, dan anting tunggal dari koleksi safir Ratu Marie-Amélie dan Ratu Hortense
  • Serta “reliquary brooch”, bros unik dari masa kekaisaran

Total ada delapan benda berharga yang berhasil dibawa kabur. Satu lagi, mahkota Permaisuri Eugénie, ditemukan jatuh di luar dinding museum, diduga terlepas ketika pelaku melarikan diri.

Mahkota milik Permaisuri Eugénie, istri Napoleon III. Mahkota ini ditemukan jatuh di luar dinding museum, diduga terlepas dalam pencurian pada Minggu (19/10/2025) waktu setempat (Museum Louvre)
Mahkota milik Permaisuri Eugénie, istri Napoleon III. Mahkota ini ditemukan jatuh di luar dinding museum, diduga terlepas dalam pencurian pada Minggu (19/10/2025) waktu setempat (Museum Louvre)

Menurut pihak Museum Louvre, mahkota itu berhiaskan 1.354 berlian dan 56 batu zamrud, menjadikannya salah satu artefak paling berharga dari koleksi kerajaan Prancis. Semua benda tersebut memiliki nilai sejarah dan budaya yang tak ternilai, jauh melebihi harga pasar.

Aksi nekat di siang bolong ini memunculkan banyak pertanyaan tentang sistem keamanan museum paling terkenal di dunia itu.

Tidak masuk akal sebuah museum sebesar ini punya celah keamanan yang begitu jelas,” kata Magali Cunel, guru asal Lyon, mengutip BBC (19/10/2025)

Beberapa pengamat juga menyoroti kondisi internal museum yang belakangan dikabarkan kekurangan staf. Pada Juni lalu, Louvre sempat menunda jam buka karena aksi mogok kerja pegawainya yang menuntut tambahan tenaga keamanan.

Seorang anggota serikat pekerja anonim mengatakan bahwa sekitar 200 posisi telah dipangkas dalam 15 tahun terakhir, membuat pengawasan di area besar seperti Gallery of Apollo menjadi tidak seefektif dulu.

Presiden Emmanuel Macron mengecam pencurian tersebut lewat media sosial, menyebutnya sebagai “serangan terhadap warisan budaya yang kita cintai.”

Baca Juga: Buttonscarves Taklukkan Paris! Kafe Ikonik Berubah Jadi Dunia Viva Magenta

Ia menegaskan bahwa seluruh aparat kepolisian dan jaksa Paris telah dikerahkan untuk memburu pelaku.

Para pelaku akan dibawa ke pengadilan, setiap sudut kota akan diperiksa untuk menemukan mereka.” tulis Macron.

Sementara itu, tim forensik telah memeriksa lokasi kejadian, termasuk tangga mekanik yang ditinggalkan para pencuri di tepi Sungai Seine.

Polisi juga tengah menganalisis rekaman CCTV dari area Denon Wing, tempat Gallery of Apollo berada, untuk menelusuri rute pelarian para pelaku.

Kasus ini segera dibandingkan dengan pencurian paling terkenal di Museum Louvre: hilangnya lukisan Mona Lisa pada 1911.

Saat itu, seorang pekerja museum asal Italia berhasil membawa kabur karya Leonardo da Vinci hanya dengan melepasnya dari bingkai dan menyembunyikannya di balik mantelnya. Lukisan itu baru ditemukan dua tahun kemudian di Florence.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI