- Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyoroti kondisi lingkungan Jabodetabek yang dinilai semakin parah, baik dari kualitas udara maupun pencemaran air.
- Ia mengungkap fakta bahwa 13 sungai besar di kawasan tersebut sudah tercemar sedang hingga berat, menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
- Hanif menyerukan perlunya langkah korektif besar-besaran dari pemerintah dan masyarakat agar kondisi lingkungan bisa dipulihkan.
Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap kondisi lingkungan di kawasan aglomerasi Jabodetabek yang dinilai sudah tidak baik-baik saja.
Selain peningkatan hari dengan kualitas udara yang buruk, Hanif secara khusus menyoroti kondisi pencemaran air yang sangat parah di wilayah tersebut.
Ia mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa hampir tidak ada sungai yang bersih di Jabodetabek.
"13 sungai besar di Jabodetabek ini, di Jakarta ini, semuanya pada posisi tercemar sedang sampai berat," kata Hanif dalam sambutannya di acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 kerjasama dengan MPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Kondisi ini secara langsung berdampak pada keanekaragaman hayati atau biodiversity.
"Jakarta, Jabodetabek sudah lost, hilang semua biodiversity ini," lanjut Hanif.
Melihat kondisi yang semakin memburuk, Menteri Hanif Faisol menyerukan perlunya langkah-langkah korektif yang sangat masif untuk membalikkan keadaan.
Ia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi sangat besar. Namun pertanyaan apakah sudah terlambat atau belum, sepenuhnya tergantung pada keseriusan dan tindakan kolektif dari masyarakat dan pemerintah.
"Ini yang kemudian memanggil kita untuk melakukan langkah-langkah korektif yang sangat masif untuk membalikkan keadaan ini. Apakah kita terlambat? Maka jawabannya tergantung pada diri kita sendiri," pungkasnya.
Baca Juga: "Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH