Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Rabu, 22 Oktober 2025 | 12:54 WIB
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
Pengamat politik, Rocky Gerung. (Tangkap layar/ist)
Baca 10 detik
  •  Rocky menyoroti para pejabat yang mulai menunjukkan kenikmatan untuk dipuji.
  •  Dua alat yang Rocky katakan dimanfaatkan para elit untuk mencapai popularitas tersebut, yaitu lembaga survei dan buzzer.
  • Menurutnya survei dijadikan alat pamer dukungan, namun tanpa adanya penjelasan mengenai arah ideologi yang dibawa.

Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung melontarkan kritik pada perilaku elit politik yang memanfaatkan buzzer dan lembaga survei untuk mendukung popularitas.

Menurutnya, praktik yang ia sebut sebagai “popularisme tanpa ideologi” ini mengakibatkan pendangkalan wacana publik.

Melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rocky menyoroti para pejabat yang mulai menunjukkan kenikmatan untuk dipuji. Baginya, hal ini merupakan gejala “pemalsuan diri” dari para elit politik.

“Beberapa tokoh mulai memperlihatkan kenikmatan untuk dipuji, tampil di publik hanya untuk membujuk semacam demagogi publik, untuk mengatakan bahwa saya yang nanti akan mampu membuktikan bahwa harapan Indonesia maju,” jelas Rocky dikutip pada Rabu (22/10/2025).

Rocky menganggap, gejala ini jauh lebih berbahaya, dibandingkan hanya menghitung prestasi atau kegagalan pemerintah dalam satu tahun.

Adapun dua alat yang Rocky katakan dimanfaatkan para elit untuk mencapai popularitas tersebut, yaitu lembaga survei dan buzzer.

“Tiba-tiba puji-memuji antara si tokoh yang baru muncul, yang berupaya untuk meraih popularitas dengan menyewa begitu banyak buzzer, sehingga setiap hari ada di media sosial,” kata dia.

Sedangkan survei, dijadikan alat pamer dukungan, namun tanpa adanya penjelasan mengenai arah ideologi yang dibawa.

“Kita lihat bagaimana orang memamerkan dukungan surveinya, tetapi nggak jelas ideologinya apa. Dia mau bawa Indonesia ke arah sistem sosialis atau tengah-tengah,” kritik Rocky.

Baca Juga: Rocky Gerung: Bukti dari KPU Justru Perkuat Ijazah Jokowi Palsu, 'Dinasti Solo' Makin Terkepung

Lebih lanjut, ia menyebut kejadian ini sebagai “popularisme tanpa ideologi”. Akibatnya terjadi pendangkalan wacana publik.

Ia juga menilai hal ini sekaligus sebagai penanda bahwa masyarakat semakin tidak kritis terhadap tipu daya elite.

“Karena mulai terjadi semacam pendangkalan wacana publik. Itu penanda bahwa masyarakat kita makin tidak kritis dengan tipu daya elit,” tegasnya.

Sebagai contoh nyata, Rocky mengingatkan pada era Presiden Joko Widodo. Menurutnya, saat itu tak sedikit masyarakat yang terpukau dengan narasi “rakyat kecil” yang menjadi pemimpin, padahal citra tersebut justru menutupi cara kepemimpinan Jokowi yang sesungguhnya.

“Yang pernah kita pelajari di zaman Pak Jokowi, begitu banyak orang yang terpukau, lalu memuji-muji bahwa seorang rakyat kecil akhirnya bisa tampil sebagai pemimpin. Padahal di dalam aspek psikologi kepemimpinan Presiden Jokowi bukan rakyat kecil, metode memerintah seperti raja,” ujar Rocky.

Reporter : Nur Saylil Inayah

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI