- Pramono menjelaskan, keputusan ini diambil setelah pihaknya berkonsultasi dengan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
- Setelah tiang-tiang monorel itu dibongkar, Pemprov DKI akan langsung menata ulang.
- Proyek monorel Jakarta sendiri sudah berhenti sejak sekitar 20 tahun lalu.
Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan mengirim surat resmi kepada PT Adhi Karya (Persero) untuk segera membongkar tiang monorel mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Surat tersebut akan dikirim paling lambat awal pekan depan sebagai langkah tegas pemerintah provinsi mengakhiri polemik tiang bekas proyek gagal itu.
“Dalam waktu paling lama awal minggu depan ini, saya akan menulis surat kepada Adhi Karya untuk meminta kepada Adhi Karya sesuai dengan surat yang disampaikan oleh Kajati Jakarta, maka kami akan meminta mereka untuk membongkar dan kami akan beri waktu 1 bulan,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Pramono menjelaskan, keputusan ini diambil setelah pihaknya berkonsultasi dengan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Konsultasi dilakukan agar pembongkaran tiang yang merupakan aset milik Adhi Karya tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari.
Ia menuturkan, Pemprov DKI sebelumnya telah berkomunikasi dengan manajemen Adhi Karya untuk membahas nasib tiang monorel yang telah mangkrak selama hampir dua dekade.
Namun, jika perusahaan BUMN itu tak kunjung menindaklanjuti permintaan pembongkaran, maka Pemprov DKI akan mengambil alih.
“Kapan DKI akan membongkar? Kami sudah menetapkan waktunya adalah Januari (tahun 2026),” ujar Pramono.
Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, setelah tiang-tiang monorel itu dibongkar, Pemprov DKI akan langsung menata ulang kawasan Rasuna Said. Penataan itu meliputi pelebaran jalan dan pembangunan jalur pedestrian baru untuk memperindah koridor tersebut.
Baca Juga: Warga Protes Bau Sampah, Pramono Anung Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
“Kalau Januari nanti DKI membongkar, sekaligus ya kami akan membuat, eh, apa, kami potong, kami bongkar, kita buat pelebaran jalan, pedestrian-nya kita bangun, dan dananya sudah ada sehingga tahun depan mudah-mudahan, apa, Rasuna Said akan menjadi lebih baik,” ungkapnya.
![Pengendara melintas di dekat tiang bekas proyek monorel Jakarta di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (2/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/02/40789-tiang-monorel-mangkrak-tiang-monorel-jakarta.jpg)
Proyek monorel Jakarta sendiri sudah berhenti sejak sekitar 20 tahun lalu. Tiang-tiang beton besar yang masih berdiri di tengah ruas Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika kini dianggap mengganggu tata kota dan arus lalu lintas.
Proyek itu pertama kali dimulai pada 2004 saat Sutiyoso menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kala itu, Pemprov bekerja sama dengan PT Jakarta Monorail sebagai investor dan pengembang proyek transportasi massal tersebut.
Namun, proyek yang digadang-gadang menjadi ikon baru transportasi Jakarta itu mulai bermasalah saat menghadapi kendala keuangan. Ketika tampuk kepemimpinan beralih ke Fauzi Bowo, pembangunan monorel akhirnya dihentikan.
Pada 2014, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) secara resmi membatalkan kerja sama dengan PT Jakarta Monorail. Berdasarkan putusan pengadilan, aset tiang monorel kemudian ditetapkan sebagai milik PT Adhi Karya.
Sejak saat itu, perusahaan BUMN tersebut menjadi satu-satunya pihak yang berwenang membongkar konstruksi yang terbengkalai itu.