- Sejak diluncurkan pada 2019, strategi pariwisata Arab Saudi berhasil meningkatkan jumlah wisatawan asing dari 1 juta menjadi 7 juta pada tahun lalu.
- Pemerintah mendorong pengembangan destinasi selain kota suci, seperti Al-Ula dan Riyadh, agar wisatawan memperpanjang masa tinggal dan meningkatkan kontribusi sektor non-religi.
- TOURISE 2025 menjadi platform kolaborasi antara sektor publik dan swasta, fokus pada inovasi, investasi, serta penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda dan perempuan Saudi.
Suara.com - Pariwisata menjadi salah satu pilar utama dalam Vision 2030 Arab Saudi, dan kementerian terkait terus mendorong sektor ini agar menjadi motor pertumbuhan ekonomi serta pencipta lapangan kerja global. Hal ini diungkapkan H.E. Ahmed Al Khateeb, Menteri Pariwisata Arab Saudi sekaligus Chairman TOURISE, di Riyadh, Rabu (12/11/2025).
Menteri menyoroti keberhasilan awal dari strategi nasional pariwisata yang diluncurkan pada 2019, termasuk reformasi visa online untuk lebih dari 60 negara, yang mencakup sekitar 80% pasar wisata global. Hasilnya, jumlah wisatawan yang datang ke Arab Saudi meningkat drastis.
“Pada 2019, hanya satu juta wisatawan asing yang berlibur di Arab Saudi. Tahun lalu, jumlah itu melonjak menjadi tujuh juta, sebagian besar dari negara-negara Barat,” ujarnya.
Selain itu, Arab Saudi menargetkan total 150 juta wisatawan pada 2030, dengan 50 juta di antaranya merupakan wisatawan internasional. Jika tercapai, negara ini akan masuk dalam daftar 10 destinasi teratas dunia.
Mendorong Wisata Religi dan Destinasi Alternatif
Menteri juga menegaskan, kekuatan Arab Saudi sebagai tujuan wisata tidak hanya berasal dari dua kota suci, tetapi juga dari destinasi lain seperti Al-Ula dan Riyadh.
Strategi ini mendorong wisatawan Muslim memperpanjang masa tinggal mereka dari rata-rata 3-4 malam menjadi 7-8 malam, sekaligus meningkatkan kontribusi sektor non-religi terhadap ekonomi pariwisata.
“Pada 2019, 60% wisatawan datang untuk tujuan ibadah. Tahun lalu, angka ini menurun menjadi 46%, meski jumlah absolut meningkat, karena kami mendorong pengembangan layanan wisata lain,” jelasnya.
Kolaborasi Publik dan Swasta untuk Masa Depan Pariwisata
Baca Juga: 39 Atlet Indonesia Ikuti Islamic Solidarity Games 2025 di Arab Saudi, Ada Balap Unta
TOURISE 2025 menjadi platform penting untuk mempertemukan sektor publik dan swasta. Menteri menekankan, kerjasama ini memungkinkan inovasi, investasi, dan pengembangan sektor pariwisata secara terintegrasi. Dengan inisiatif ini, pemerintah berharap tidak hanya memecahkan masalah domestik, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan pariwisata global.
“Ini bukan pekerjaan satu orang atau satu kementerian. Ini tentang kolaborasi. Semua tim kami bekerja untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi kaum muda dan perempuan Saudi, sekaligus mempromosikan negara tercinta ke dunia,” tutupnya.
Dengan fokus pada kualitas layanan, diversifikasi destinasi, dan kolaborasi publik-swasta, Arab Saudi tengah menegaskan diri sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka dunia.