- Realisasi APBD per 20 November 2025 menunjukkan tren positif, dengan pendapatan daerah mencapai Rp68,53 triliun (81,15% target).
- Perekonomian Jakarta Triwulan III 2025 tetap menjadi pusat nasional, berkontribusi 16,39% terhadap PDB, didukung sektor jasa.
- Inflasi Jakarta Oktober 2025 terkendali pada 2,69%, lebih rendah dari inflasi nasional, didukung stabilitas harga dan pasokan.
Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung membawa kabar segar terkait kondisi perekonomian Ibu Kota jelang penutupan tahun 2025.
Politisi berusia 62 tahun ini memaparkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menunjukkan tren sangat positif hingga pertengahan November.
"Realisasi APBD Jakarta hingga 20 November menunjukkan tren yang sangat positif," ujar Pramono dalam konferensi pers APBD DKI Jakarta 2025 di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/11/2025).
Ia merinci adanya lonjakan pendapatan daerah yang cukup signifikan memasuki bulan November jika dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya.
"Pendapatan daerah naik dari Rp62,39 triliun pada bulan Oktober, menjadi Rp68,53 triliun pada bulan November. Ada kenaikan yang cukup tinggi dengan realisasi sebesar 81,15 persen dari target pendapatan Rp84,45 triliun sampai dengan akhir Desember nanti," jelasnya.
Tak hanya dari sisi pemasukan, sektor belanja daerah juga mengalami peningkatan penyerapan yang selaras dengan target pemerintah provinsi.
"Belanja daerah meningkat dari Rp47,96 triliun menjadi Rp51,98 triliun, atau 60 persen dari target Rp85,97 triliun. Sementara untuk pembiayaan daerah tercatat Rp3,64 triliun, SILPA naik dari Rp18,08 triliun menjadi Rp20,09 triliun," kata Pramono.
Mantan Sekretaris Kabinet ini juga memastikan penyerapan anggaran akan terus digenjot melalui puluhan ribu paket pengadaan barang dan jasa yang kini sedang berproses.
"Saudara-saudara sekalian, peningkatan realisasi belanja di akhir tahun ini dapat dipastikan mengingat masih ada sekitar 21.631 paket pengadaan barang dan jasa yang akan dilaksanakan dan proses tender oleh Pokja BPPBJ telah mencapai 95,34 persen. Saat ini, tercatat surplus anggaran sebesar Rp14,43 triliun," ungkapnya.
Baca Juga: Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
Di tengah dinamika ekonomi, Jakarta diklaim tetap kokoh memegang peranan vital sebagai pusat aktivitas perekonomian nasional pada triwulan ketiga tahun ini.
"Kondisi ekonomi Jakarta pada triwulan III tahun 2025 ini tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi nasional. Jakarta memberikan kontribusi 16,39 persen terhadap produk domestik bruto. Terutama ditopang, yang paling utama adalah sektor jasa, transportasi dan akomodasi," tutur Pramono.
Optimisme pertumbuhan ekonomi Jakarta di akhir tahun bahkan diprediksi mampu menembus angka 5 persen, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia.
"Bank Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan Jakarta di tahun 2025 ini akan tumbuh antara 4,6 sampai dengan 5,4. Kami sendiri memperkirakan mungkin antara 5,1 lah ya kurang lebih," tambah Pramono.
Terkait stabilitas harga bahan pokok, tingkat inflasi di Jakarta tercatat lebih rendah dan terkendali dibandingkan rata-rata inflasi nasional.
"Inflasi Jakarta per Oktober 2025 terkendali di angka 2,69 persen. Seperti yang tadi kami sampaikan di bawah inflasi nasional 2,86 persen," tegas Pramono.