- Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menyoroti tata kelola lingkungan keliru sebagai penyebab bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
- Bencana di tiga provinsi tersebut telah menyebabkan 422 korban jiwa serta kerusakan infrastruktur dan ekonomi masyarakat luas.
- Muzani mendesak evaluasi kebijakan lingkungan segera dan mengapresiasi tanggap darurat cepat pemerintah pusat dan aparat keamanan.
Suara.com - Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menyoroti soal faktor kerusakan lingkungan yang memperparah bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Di tengah tingginya angka korban jiwa yang kini mencapai 422 orang, Muzani menilai ada indikasi kuat bahwa kebijakan tata kelola lingkungan yang keliru turut berkontribusi terhadap bencana ini.
Muzani mengakui, meski kekinian bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan, bukti visual di lapangan menunjukkan adanya anomali lingkungan yang serius.
"Kalau dilihat dari gambar-gambar, memang besar kemungkinan ada dampak dari kebijakan-kebijakan yang melakukan kerusakan terhadap lingkungan, sehingga akibatnya sampai sekarang kita rasakan," kata Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Politisi Partai Gerindra tersebut menegaskan bahwa peristiwa memilukan ini harus menjadi peringatan keras bagi para pengambil keputusan.
Ia mendesak agar tata kelola lingkungan segera dievaluasi agar bencana serupa tidak terus berulang di masa depan.
"Saya harap bencana ini bisa menjadi pelajaran sangat penting bagi para pemangku dan pengambil kebijakan di bidang lingkungan agar ini segera ditangani, sehingga untuk jangka waktu ke depan ini bisa menjadi bahan evaluasi," tegasnya.
Selain menyoroti isu lingkungan, Muzani menyampaikan keprihatinan mendalam atas skala kerusakan yang terjadi.
Bencana kali ini dinilai sangat parah karena tidak hanya merenggut ratusan nyawa, tetapi juga melumpuhkan sendi-sendi ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Kumpulkan Donasi Rp1 miliar untuk Sumatra, Praz Teguh Butuh Helikopter Buat Salurkan Bantuan
"Kerusakan yang ditimbulkan cukup memprihatinkan. Menghancurkan infrastruktur umum, jalan, jembatan, sekolah, tempat ibadah, sampai rumah-rumah. Banyak hewan ternak jadi korban, termasuk sawah-sawah yang siap panen juga terdampak," paparnya.
Hingga kini, selain 422 korban meninggal dunia, ratusan orang dilaporkan masih hilang dan ratusan lainnya dalam kondisi luka-luka.
Kendati memberikan catatan kritis soal lingkungan, Ketua MPR tetap mengapresiasi langkah tanggap darurat yang dilakukan pemerintah pusat.
Ia memuji sinergitas antara BNPB, TNI, dan Polri yang bergerak cepat memulihkan akses vital seperti listrik dan komunikasi, serta mendistribusikan bantuan logistik menggunakan helikopter di daerah terisolir.
"Meskipun kondisinya sangat sulit dan diterbangkan dengan udara, helikopter, tapi pemerintah pusat dalam hal ini BNPB, dibantu dengan aparat kepolisian dan TNI, bertindak cepat, sigap," katanya.
"Sehingga optimisme dan harapan masyarakat di daerah tersebut pelan-pelan bisa dipulihkan, dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi sambungan infrastruktur bisa segera dilakukan di daerah-daerah tersebut," sambungnya.