Ahli Pertanian: Kebun Pangan Perempuan Dinilai Efektif Tekan Inflasi dan Perkuat Ketahanan Pangan

Galih Prasetyo Suara.Com
Jum'at, 05 Desember 2025 | 19:00 WIB
Ahli Pertanian: Kebun Pangan Perempuan Dinilai Efektif Tekan Inflasi dan Perkuat Ketahanan Pangan
Ilustrasi ketahanan pangan. [Ist]
Baca 10 detik
  • Program Kebun Pangan Perempuan didorong Mendagri Tito Karnavian untuk perkuat ketahanan pangan keluarga.
  • Program ini dinilai dapat menjadi strategi pengendalian inflasi daerah melalui produksi pangan lokal rumah tangga.
  • Akademisi mendukung program ini tetapi menyoroti tantangan signifikan seperti keterbatasan lahan dan kebutuhan pendampingan teknis.

Suara.com - Program Kebun Pangan Perempuan yang tengah didorong Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, mendapat respons positif dari kalangan akademisi dan pegiat pangan.

Program ini dinilai bukan hanya memperkuat peran perempuan dalam pemenuhan pangan keluarga, tetapi juga dapat menjadi instrumen strategis pengendali inflasi daerah.

Dalam pernyataannya, Mendagri Tito menegaskan bahwa fluktuasi harga bahan pangan seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih kerap menjadi pemicu inflasi.

Padahal, sebagian besar komoditas tersebut sebenarnya bisa diproduksi secara lokal apabila pemberdayaan masyarakat berjalan optimal.

“Peran perempuan sangat strategis. Kebun Pangan Perempuan bisa menjadi salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan bahan pangan rumah tangga,” kata Tito di Jakarta, Kamis (5/12/2025).

Kebun Pangan Perempuan, Strategi Tekan Inflasi dari Level Rumah Tangga

Menurut Tito, pemberdayaan perempuan melalui pengelolaan lahan pekarangan dan kebun komunitas menjadi langkah konkret untuk memperkuat ketahanan pangan.

Dengan produksi pangan skala kecil hingga menengah, pasokan komoditas sensitif dapat meningkat sehingga tekanan harga di pasar bisa ditekan.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi agar program ini berjalan optimal, sekaligus memastikan ketersediaan pangan lokal lebih merata.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Merah Terus Melonjak, Tembus Rp 60.000 per Kg

Akademisi: Langkah Tepat, Tapi Banyak Tantangan

Dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Donny Dhonanto, menilai Kebun Pangan Perempuan merupakan gagasan strategis yang relevan dengan kondisi ekonomi saat ini.

“Ini langkah tepat untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga, ekonomi lokal, sekaligus menjaga stabilitas harga bahan pokok,” ujar Donny, Jumat (5/12/2025).

Namun, ia mengingatkan bahwa program ini tidak bisa berjalan tanpa pendekatan menyeluruh. Tantangan besar menanti, mulai dari keterbatasan lahan, akses air, hingga kesiapan masyarakat.

“Tidak semua keluarga memiliki lahan atau waktu untuk menanam, terutama mereka yang tinggal di rumah susun atau permukiman padat. Pengetahuan teknis seperti pemilihan benih, perawatan, hingga manajemen panen juga tidak bisa diabaikan,” jelasnya.

Donny menekankan bahwa perubahan perilaku merawat tanaman membutuhkan waktu dan konsistensi. Program tidak cukup hanya memberikan benih atau imbauan menanam.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI