Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut

Suhardiman Suara.Com
Selasa, 16 Desember 2025 | 15:09 WIB
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution. [dok Ist]
Baca 10 detik
  • Penanganan pascabencana Sumatera Utara fokus pada pemenuhan air bersih dan perbaikan infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan.
  • Pencarian 84 korban hilang terhambat oleh keterbatasan alat berat di wilayah terisolasi, dengan total kerugian melebihi Rp17 triliun.
  • Pemerintah daerah telah mengantisipasi kenaikan harga pangan menjelang Nataru serta menilai dukungan pusat sudah memadai.

Suara.com - Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menegaskan penanganan pascabencana banjir dan longsor di Sumut kini difokuskan pada pemenuhan air bersih serta percepatan perbaikan infrastruktur, terutama akses jalan dan jembatan.

Pada fase awal bencana, kebutuhan di seluruh wilayah terdampak relatif sama, yakni percepatan distribusi logistik. Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan tiap daerah mulai berbeda.

"Pada awalnya kebutuhan di daerah terdampak bencana masih seragam, yaitu percepatan logistik karena akses terputus. Tapi hari ini, berjalannya waktu, kebutuhan daerahnya masing-masing sudah berbeda," kata Bobby, Selasa 16 Desember 2025.

Sejumlah daerah seperti Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan membutuhkan percepatan pembukaan akses, sementara daerah lain memerlukan suplai air bersih karena jaringan air rusak meski wilayahnya tidak lagi terendam.

"Ada yang membutuhkan air bersih karena daerahnya sudah tidak terlalu terdampak, tapi akses air bersihnya tidak ada. Ini perlu kita suplai," ujarnya.

Selain itu, Bobby menekankan pentingnya perbaikan cepat infrastruktur, khususnya jembatan, agar tidak memperparah dampak bencana.

"Kalau jembatan tidak diperbaiki dalam waktu dekat, airnya masuk terus. Jadi otomatis menjadi daerah terdampak bencana. Yang paling utama membuka akses infrastruktur, jembatan-jembatan secara cepat," ucapnya.

Terkait pencarian korban hilang, Bobby menyampaikan hingga saat ini masih terdapat 84 orang yang belum ditemukan. Ia menyebut keterbatasan alat berat di beberapa wilayah terisolir menjadi kendala utama.

"Personel sudah masuk dan pencarian tetap dilakukan. Tapi kalau hanya pakai personel, bisa butuh lima hari. Kalau alat berat masuk, mungkin hanya dua hari. Ini yang kita percepat dengan membuka akses," jelasnya.

Sementara itu, Bobby mengungkapkan total kerugian akibat bencana di Sumut terus bertambah dan kini ditaksir lebih dari Rp 17 triliun.

"Kerugiannya sudah lebih dari Rp17 triliun. Itu termasuk jembatan putus, sawah gagal panen, sekolah, rumah sakit, termasuk alat kesehatannya yang terendam," jelasnya.

Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Bobby memastikan pemerintah daerah telah mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan dan gangguan distribusi, terutama di wilayah yang menjadi jalur logistik utama seperti Sibolga dan Tapanuli Tengah.

"Kami sudah kirimkan logistik untuk menghindari kenaikan harga yang mendadak tinggi. Memang di beberapa daerah sudah terjadi kenaikan, dan itu yang kita intervensi," katanya.

Terkait desakan penetapan bencana nasional, Bobby menilai dukungan pemerintah pusat sejak awal sudah sangat kuat dan konkret.

"Kekuatan yang sudah diberikan oleh negara hari ini sangat membantu. Helikopter, jembatan Bailey, logistik, BBM, semua dibantu pemerintah pusat," ujarnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI