Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi

Bella Suara.Com
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:37 WIB
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi
Kondisi permukiman warga terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). [ANTARA FOTO/Yudi Manar/bar]
Baca 10 detik
  • BNPB mencatat 360 korban jiwa dan 21.579 warga mengungsi akibat banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara.
  • Operasi SAR gabungan difokuskan pada empat sektor prioritas utama di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga.
  • Sebanyak 28.708 rumah terdampak, dengan rencana pembangunan hunian sementara sedang disiapkan oleh BNPB dan pemda.

Suara.com - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Utara menimbulkan dampak kemanusiaan besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ratusan korban jiwa serta puluhan ribu warga terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat bencana tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa hingga laporan terbaru, jumlah korban meninggal dunia mencapai 360 orang. Angka tersebut bertambah setelah ditemukannya lima korban jiwa di Kabupaten Tapanuli Tengah oleh tim SAR gabungan.

“Jumlah korban tersebut sudah termasuk penambahan lima korban meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Tengah sebagaimana laporan terbaru dari tim SAR gabungan,” ujar Abdul di Jakarta, Rabu.

Selain korban jiwa, BNPB juga mencatat dampak pengungsian yang signifikan. Sebanyak 21.579 warga harus mengungsi ke lokasi-lokasi aman. Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak, yakni 10.887 jiwa, disusul Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 5.197 jiwa.

Di tengah kondisi tersebut, operasi pencarian dan pertolongan masih terus berlangsung. Abdul menjelaskan, tim SAR gabungan memfokuskan upaya pencarian di empat sektor utama yang dinilai paling terdampak.

“Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) masih terus dilakukan di empat sektor prioritas, yakni Kecamatan Sibabangun dan Aloban Bair di Kabupaten Tapanuli Tengah, Desa Garoga di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, serta wilayah Pancuran Gerobak di Kota Sibolga,” jelasnya.

Ia menambahkan, percepatan pencarian dilakukan dengan tetap mengutamakan keselamatan personel, mengingat kondisi cuaca di lapangan masih berpotensi berubah sewaktu-waktu.

Kerusakan infrastruktur permukiman juga terbilang masif. BNPB mencatat sebanyak 28.708 unit rumah terdampak bencana di Sumatera Utara, dengan 5.158 unit di antaranya mengalami kerusakan berat.

Dari total tersebut, 1.068 unit rumah dilaporkan hilang atau hanyut terbawa banjir. Kabupaten Langkat menjadi wilayah dengan jumlah rumah rusak terbanyak, mencapai 11.273 unit.

Baca Juga: Toba Pulp Lestari Buka Suara Soal Perintah Prabowo Lakukan Audit Total

Untuk memastikan warga terdampak tetap memiliki tempat tinggal yang layak, BNPB bersama pemerintah daerah mulai menyiapkan pembangunan hunian sementara. Rencana tersebut mencakup pembangunan 102 unit huntara di Kabupaten Tapanuli Utara serta 488 unit huntara di Kabupaten Tapanuli Selatan.

BNPB menegaskan, koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah terus dilakukan secara terpadu guna memastikan penanganan darurat, pemulihan sosial, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana berjalan efektif dan berkelanjutan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI